Film Titip Bunda di Surga-Mu Diangkat dari Novel Karya Dono Indarto dan Zora Vidyanata, Dijamin Sentuh Batin Masyarakat Indonesia
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Film Titip Bunda di Surga-Mu memulai proses syuting di Kota Semarang.
Film ini diangkat dari novel laris karya Dono Indarto dan Zora Vidyanata yang menyentuh ribuan pembaca.
Film ini digarap oleh tiga rumah produksi besar RRK Pictures, Spectrum Film, dan Festival Pictures.
Dono Indarto akan memimpin proyek ini tak hanya sebagai penulis naskah adaptasi, tetapi juga sebagai produser melalui RRK Pictures didampingi Dani Sapawie yang telah cukup banyak dan cukup lama di Industri Perfilman Indonesia.
Film Titip Bunda di Surga-Mu siap sentuh emosi penonton dengan kisah keluarga yang kompleks, penuh luka, namun sarat harapan dan cinta tak bersyarat.
Rajesh Kewalram Jagtiani pimpinan dari Spektrum Film ungkapkan waktu pertama kali dengar ide adaptasi dari novel ini, hatinya langsung tertarik.
Dia mengaku ceritanya sederhana tapi sangat dalam.
“Ini bukan sekadar adaptasi, tapi perwujudan rasa. Kami ingin setiap penonton pulang dari bioskop dengan hati yang hangat dan pikiran yang terbuka, terutama tentang arti pengorbanan orang tua,” ungkap pimpinan Spectrum Film yang juga pernah menelurkan film “Jaga Pocong” dan “Gendut siapa Takut”.
Titip Bunda di Surga-Mu berkisah tentang tiga bersaudara Alya, Adam, dan Azzam yang hidup mandiri sejak remaja dan terpisah dari ikatan batin keluarga.
Dalam pencarian mimpi yang membutakan, mereka nekat merampok rumah sang ibu, Moza.
Kejatuhan sang ibu membuka lembar penyesalan yang dalam, namun juga memberi jalan bagi penyembuhan, rekonsiliasi, dan terbukanya rahasia lama yang mengguncang fondasi keluarga mereka.
Disutradarai oleh Hanny R. Saputra, nama yang telah lama dikenal sebagai sutradara spesialis drama emosional, film ini menjanjikan pendekatan yang lembut dan menyayat.
“Cerita ini sangat manusiawi dan terasa nyata. Kita bicara tentang kesalahan, pengampunan, dan cinta orang tua yang kadang baru kita sadari saat sudah terlambat. Saya ingin menyajikannya dengan jujur, bukan dengan melodrama yang berlebihan, tapi dengan keheningan yang berbicara," terang Hanny.
Pemeran kelas atas turut membangun kekuatan emosi film ini: Meriam Bellina, Ikang Fawzi, Acha Septriasa, Kevin Julio, Abun Sungkar, dan Zora Vidyanata sendiri, yang kembali menunjukkan sisi aktingnya setelah sukses sebagai penulis.
Load more