Mesranya Dubes Palestina dan Rusia Bikin Origami Burung Bangau Simbol Perdamaian untuk Anak-Anak Gaza dan Donbass
- Azwar Ipank
Jakarta, tvOnenews.com – Memperingati Hari Anak Internasional Rumah Rusia di Jakarta bersama Zeekend Indonesia menyelenggarakan acara kemanusiaan bertajuk “Burung Bangau Perdamaian” (Cranes of Peace), sebagai bentuk solidaritas untuk anak-anak yang menjadi korban konflik di berbagai belahan dunia, khususnya di Gaza dan Donbass.
Acara yang berlangsung di Rumah Rusia ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan misi diplomatik, organisasi masyarakat sipil, mahasiswa, dan warga ibu kota.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Dr. Zuhair S.M. Alshun dan Duta Besar Federasi Rusia Sergei Tolchenov turut hadir dan memberikan pernyataan menyentuh tentang pentingnya perdamaian dan perlindungan terhadap anak-anak.
- Azwar Ipank
Dalam rangkaian kegiatan para peserta secara kolektif melipat lebih dari 500 burung bangau kertas simbol tradisional perdamaian dan harapan.
Origami tersebut kemudian dipasang pada dua instalasi dinding bertuliskan “Lindungi Anak-Anak Donbass” dan “Lindungi Anak-Anak Gaza” dengan dekorasi warna-warni termasuk motif khas bendera Indonesia, Palestina, dan Rusia.
Acara ditutup dengan pembentukan peta dunia dari burung bangau, melambangkan solidaritas global terhadap anak-anak yang terdampak kekerasan dan konflik.
Duta Besar Palestina Dr. Zuhair S.M. Alshun menyampaikan harapannya bahwa acara ini menjadi upaya moral untuk menghentikan penderitaan anak-anak di wilayah konflik.
“Kami berhak terus berjuang melindungi anak-anak. Itu harus terus kami lakukan untuk mengakhiri ketidakadilan di Palestina. Acara seperti ini penting yang digerakkan oleh komitmen kemanusiaan yang peduli dengan sesama manusia. Untuk membela Palestina tidak perlu menjadi muslim, cukup menjadi manusia,” katanya.
Senada Duta Besar Rusia Sergei Tolchenov menekankan urgensi memperingati anak-anak yang kehilangan masa kecil mereka akibat konflik bersenjata.
“Hari ini kami dedikasikan untuk semua anak yang telah kehilangan nyawa dalam konflik, baik di Palestina, Gaza, maupun di Donbass, Rusia. Acara seni ini adalah bentuk penghormatan dan seruan untuk perdamaian,” ujarnya.
- Azwar Ipank
Kepala Rumah Rusia di Jakarta Nikita Shilikov menyatakan bahwa dunia harus berhenti berpaling dari kenyataan tragis yang dihadapi anak-anak di zona konflik.
“Ini bukan sekadar statistik. Ini adalah kehidupan. Rusia memperjuangkan perdamaian dan keadilan, dan acara ini menjadi salah satu bentuk nyata dari perjuangan itu,” ungkapnya.
Pendiri dan CEO Zeekend Syahrul Khaidar Kamal menyebut acara ini sebagai upaya untuk mengubah diplomasi dari sekadar formalitas menjadi tindakan nyata yang menyentuh nurani masyarakat.
“Cranes of Peace bukan sekadar acara simbolik. Ini adalah momen kejelasan moral di mana pemuda, diplomat, dan masyarakat bersatu dalam satu suara untuk anak-anak yang dunia terlalu sering abaikan,” ucapnya.
Sementara itu Nasywa Nurjadwa Co-Founder dan COO Zeekend menekankan bahwa acara ini adalah cermin bagi kemanusiaan kolektif.
“Kami tidak hanya membahas satu krisis, tetapi juga membangkitkan kesadaran yang lebih dalam tentang kemanusiaan kita bersama,” katanya.
Inisiatif Cranes of Peace menjadi pesan kuat kepada komunitas internasional bahwa tidak ada anak yang seharusnya tumbuh besar dengan suara bom dan senjata.
Melalui kegiatan seni dan simbol perdamaian, acara ini menyerukan tanggung jawab global untuk melindungi generasi masa depan dari dampak kekerasan.
Load more