Bareng Wamen Diaz Hendropriyono, WBI Gelar Aksi Tanam 15.000 Mangrove di Kawasan PIK, Agung Sedayu Siapkan Dukungan Rp39,6 Triliun

Jakarta, tvOnenews.com - Hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem pesisir. Selain berfungsi sebagai pelindung alami dari abrasi dan erosi, keberadaan mangrove juga berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata berbasis alam yang mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Manfaat ekologi dan ekonomi tersebut menjadikan pelestarian mangrove sangat vital, terutama dalam menghadapi perubahan iklim dan kenaikan muka air laut. 

Dalam konteks ini, upaya rehabilitasi dan penanaman mangrove secara masif menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan lingkungan pesisir.

Salah satu langkah nyata itu diwujudkan melalui kegiatan penanaman mangrove bertajuk “Warga Bumiputra Indonesia Pulihkan Mangrove Pesisir” yang digelar pada Sabtu, 3 Mei 2025, di kawasan di Tanjung Pasir – Teluk Naga, Tangerang, Banten.

Program penanaman di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) itu merupakan hasil kolaborasi antara DPP Warga Bumiputra Indonesia (WBI), Kementerian Kehutanan RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, serta Natabumi WBI.

Dukungan penuh juga diberikan oleh Agung Sedayu Group selaku pengembang di kawasan tersebut.

Sejumlah tokoh penting hadir dalam acara tersebut, di antaranya Ketua Umum DPP WBI AM Hendropriyono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, serta Direktur Utama Agung Sedayu Group Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono.

Kegiatan ini menjadi langkah awal dari rangkaian program penanaman 15.000 pohon mangrove. Pada tahap pertama, sebanyak 7.142 bibit ditanam di lahan pesisir sepanjang lima kilometer.

Ke depan, luasan area penghijauan ini akan diperluas hingga mencakup total area 1.600 hektare di sejumlah lokasi strategis lainnya.

Gerakan lingkungan ini dipimpin langsung oleh Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono sebagai Ketua Umum WBI, dan menjadi kelanjutan dari komitmen pelestarian lingkungan yang telah dirintis sejak tiga dekade lalu.

"Kita menanam ini pada sepanjang garis pantai 5 kilometer dan ini akan berlanjut-berlanjut terus sampai dalam program dari Warga Bumi Putera Indonesia kita dengan organisasi-organisasinya, terutama ini organisasinya Natabumi WBI. Baru nantinya 1.600 hektar, terus kita akan ke seluruh Indonesia," ujar AM Hendropriyono.

Dukungan terhadap gerakan ini juga datang dari Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI, Diaz Hendropriyono, yang menyatakan apresiasinya terhadap partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian mangrove.

“Hari ini kita tekadkan semangat untuk menjaga lingkungan, agar kita bisa hidup tanpa banjir akibat kenaikan air laut, dan akan banyak karbondioksida yang terserap di mangrove kita,” tuturnya.

Diaz juga mengingatkan bahwa semangat menanam mangrove harus dibarengi dengan perilaku menjaga kebersihan, termasuk tidak membuang sampah sembarangan.

Sementara itu, Direktur Utama Agung Sedayu Group, Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono, menegaskan bahwa keterlibatan pihaknya dalam pelestarian mangrove merupakan bentuk tanggung jawab moral sekaligus kewajiban hukum sebagai pelaku pembangunan kawasan Teluk Jakarta.

“Kami sudah siapkan anggaran sebesar kurang lebih Rp39,6 triliun untuk rehabilitasi hutan dan lingkungan,” jelasnya.

Nono menambahkan, pihaknya menargetkan peningkatan luasan hutan mangrove hingga enam kali lipat dari kondisi saat ini, disertai pembangunan proyek-proyek berbasis ramah lingkungan dan pariwisata berkelanjutan.

Keberhasilan gerakan rehabilitasi ini tentunya membutuhkan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat luas—agar manfaat lingkungan dan sosialnya bisa dirasakan secara luas oleh generasi mendatang. (rpi)