Diangkat dari Kisah Nyata, Film Pabrik Gula Siap Tayang di AS dan Tiga Negara Asia Tenggara
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Film Pabrik Gula produksi MD Pictures tayang perdana secara eksklusif di Agora Mall XXI IMAX pada Senin (17/3/2025).
Film horor andalan MD tersebut bakal tayang serentak di bioskop Indonesia, baik di versi reguler, IMAX, maupun 4DX pada 31 Maret 2025 bertepatan dengan momen hari lebaran 2025.
Film ini diangkat dari kisah nyata yang dituturkan SimpleMan.
Pabrik Gula merupakan karya kedua yang mempertemukan trio legendaris, yaitu Manoj Punjabi (produser), Awi Suryadi (sutradara), dan Lele Laila (penulis), yang sebelumnya memecahkan rekor lewat KKN di Desa Penari (2022) sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 10 juta penonton lebih.
CEO MD Entertainment Manoj Punjabi membocorkan film Pabrik Gula akan ada dua versi penayangan di bioskop, yaitu Jam Kuning dan Jam Merah. Yang pertama punya rating 17+, sedangkan yang terakhir khusus 21+.
“Dua film ini ya itu tetap Pabrik Gula, tapi ada elemen-elemen tertentu, story telling-nya lebih clear, lebih jelas lagi, dan lebih lengkap. Strategi kami yang Jam Merah Pabrik Gula Uncut akan tayang show malam, Jam Merah jam 8 malam di beberapa bioskop, yang Jam Kuning lebih bebas," ujar Manoj dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).
Selain di Indonesia, film Pabrik Gula karya Awi Suryadi juga akan diputar di beberapa negara di Asia Tenggara.
Tiga negara Asia Tenggara yang akan menayangkan film ini adalah Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
“Kita bakal tayang Lebaran hari pertama, 31 Maret kita akan tayang serentak di Indonesia dan minggu itu juga di Malaysia, Singapura, dan Brunei,” ungkap Manoj.
Kemudian, diumumkan juga akan tayang di Amerika Serikat.
“Setelah itu di US juga, yang pasti tanggal 26 siap berangkat ke LA untuk gala premiere,” tambah Manoj.
Manoj juga mengungkapkan kepuasannya atas penayangan film Pabrik Gula dalam format IMAX pada sesi media screening.
"Saya lihat reaksi penonton sangat luar biasa, yang enggak sangka sampai segitu antusiasnya,” tuturnya.
Film ini diceritakan sebagai pabrik gula di Jawa mempekerjakan orang-orang dari desa sekitar dan luar daerah untuk mempercepat proses penggilingan tebu di musim panen. Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Ningsih, dan Franky berangkat bersama puluhan orang lainnya ke sana untuk menjadi buruh musiman.
Load more