Peringati HKN ke-60, LKC Dompet Dhuafa Sulsel Raih Penghargaan Berkat Peran Peningkatan Kesehatan

Jakarta, tvOnenews.com - Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60, yang sebelumnya telah jatuh pada 25 November 2024 lalu, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan menerima penghargaan istimewa dari Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulsel.

Penghargaan itu merupakan pengakuan atas upaya luar biasa mereka dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, menekan angka stunting, dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk ibu dan anak. 

Momentum ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi LKC Sulsel dan menunjukkan komitmen mereka dalam memajukan kualitas hidup masyarakat.

Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau, menyerahkan langsung penghargaan tersebut di Alun-Alun Citra Mas.

Ia memberikan apresiasi atas dedikasi LKC Sulsel dalam mewujudkan kawasan sehat melalui program-program inovatif yang dijalankan selama ini.

Penghargaan ini menunjukkan sinergi positif antara pemerintah daerah dan lembaga masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.

Koordinator Wilayah LKC Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan, Imran, S.Kep, Ns, mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan ini. Ia menjelaskan bahwa dukungan dari pemerintah menjadi motivasi besar bagi LKC untuk terus menjalankan misinya.

“Sebuah kesyukuran di tahun 2024 ini, LKC Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan mendapat apresiasi berupa penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Pangkep. Ini akan menjadi pemicu semangat kami untuk terus bergerak menggaungkan sehat bersama melalui tiga pilar: pembelaan, pelayanan, dan pemberdayaan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Jumat (13/12/2024).

Sumber :

• Ist

Selama tahun 2024, LKC Sulsel telah mengimplementasikan tiga program unggulan di Kabupaten Pangkep dengan dukungan dana zakat, infak, dan sedekah.

Program tersebut meliputi Kawasan Sehat, Pos Sehat, dan Bidan untuk Negeri (BUN). Dua program, yakni Kawasan Sehat Pulau Balang Lompo dan Pos Sehat Lamputang, bahkan telah berkembang menjadi program mandiri yang melibatkan komunitas setempat.

Keberhasilan model pemberdayaan ini juga diadopsi oleh puskesmas-puskesmas di wilayah tersebut. Mereka bekerja sama dengan pemerintah desa dan kelurahan untuk menjalankan program serupa, dengan dukungan dari kader kesehatan sebagai penggerak utama di lapangan.