Selain MURI, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan CSR secara simbolis berupa bantuan lapak berkah UMKM disabilitas dan kaki palsu untuk penyandang disabilitas.
“CSR bankjatim peduli merupakan komitmen kami untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi bankjatim sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya,” ungkap Busrul.
Adapun bantuan CSR bank jatim peduli tersebut secara total diberikan kepada 10 orang, namun secara simbolis diterima oleh 5 orang. Bantuan itu diharapkan dapat memberdayakan UMKM yang dikelola oleh penyandang disabilitas agar dapat mandiri secara ekonomi dan meningkatkan taraf hidup para penyandang disabilitas. Selain itu, bantuan lapak berkah UMKM juga dapat menunjang proses produksi usaha menjadi lebih cepat dan jumlah produksi lebih banyak. Kemudian untuk pemberian bantuan kaki palsu diharapkan dapat membantu penyandang disabiltas agar mandiri dalam melakukan kegiatan sehari hari.
Busrul juga menegaskan, menginjak usia BJTM yang ke 63 tahun tentu sebuah perjalanan yang tidak mudah. Namun itu menunjukkan di tengah situasi apapun bankjatim mampu untuk terus berkembang dan bertumbuh bisnisnya. Hingga saat ini, asset BJTM telah mencapai di atas Rp 100 triliun dan dalam waktu dekat BJTM juga akan ber-KUB dengan beberapa BPD lain.
“Semoga ke depan bankjatim bisa lebih baik. Kami mohon support dari seluruh Jatimers. Mari kita bawa bankjatim menjadi bank yang benar-benar sehat, kuat, dan selalu memberikan manfaat untuk masyarakat,” ucapnya.
Di samping itu, bankjatim saat ini juga terus agresif mengembangkan layanan digital. Menurut Busrul, era ekonomi digital telah mengubah lanskap bisnis secara drastis, termasuk industri perbankan. Bagi bankjatim, era digital menghadirkan peluang dan tantangan yang sama besarnya. Di satu sisi, digitalisasi membuka peluang untuk menjangkau lebih banyak nasabah, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan produk serta layanan perbankan yang lebih inovatif. Namun, di sisi lain, persaingan yang semakin ketat dari bank digital dan fintech juga menjadi tantangan tersendiri.
Perubahan dari pola bisnis konvensional ke platform digital telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bisnis perseroan. bankjatim kini harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan teknologi dalam memenuhi kebutuhan finansialnya. Hal ini mendorong Bank Jatim untuk terus berinvestasi dalam teknologi informasi, mengembangkan platform digital yang user-friendly, serta meningkatkan kualitas layanan digitalnya.
Load more