Webinar literasi digital yang mengusung tema ”Cyberbullying: Apa Itu dan Bagaimana Cara Menghentikannya?” tersebut berlangsung semarak. Diikuti oleh ratusan pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
Tercatat, ada sejumlah sekolah di Kabupaten Ponorogo yang menggelar nobar. Di antaranya: SMPN 1, 2, 3 dan 5 Ponorogo, SMPN 1 Jetis, SMPN 2 Kauman Ponorogo, SMPN 1 Bandegan, SMPN 2 Balong, SMP Al Muqodasah, SMPN 1 Jenangan, dan SMPN 1 Palung.
Dari perspektif berbeda, dosen Universitas Dr. Soetomo Surabaya Meythiana mengatakan, dengan beragam aplikasi belajar terkini, sesama pelajar memang bisa saling mengejek dan meneror, saling mengintai perilaku cyberstalking di mana pun berada. Siswa yang dimata-matai, diejek perilaku dan kondisi fisik sosialnya, bisa tertekan, malu, bahkan takut masuk sekolah.
”Itu semua bisa dihentikan kalau siswa dan guru meningkatkan kecakapan CABE: CAkap Bermedsos, tahu Budaya dalam berinteraksi, dan jaga Etika saat bergaul di ruang digital,” pesan Meythiana dalam webinar yang dipandu Chichi Zakaria sebagai moderator.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo Nurhadi Hanuri mengharapkan, lewat webinar ini peserta tidak cuma mengenali dan memahami seriusnya bahaya cyberbullying. Namun juga belajar memahami hak dan tanggung jawab di ruang digital. Sebab, cyberbullying memberikan dampak besar pada berbagai aspek di kalangan pendidikan.
”Kalau cyberbullying bisa dihentikan, banyak yang bisa dimanfaatkan dari berkembangnya perangkat digital. Kalau cerdas dan bijak memanfaatkan beragam platform media sosial dan aplikasi belajar moderen, tidak hanya materi belajar, banyak peluang usaha dan profesi yang menjanjikan di masa depan,” jelas Nurhadi.
Load more