tvOnenews.com - Privasi merupakan hak individu untuk menentukan apakah data pribadi akan dikomunikasikan atau tidak kepada pihak lain. Pengungkapan atau penggunaan data pribadi yang bukan miliknya termasuk pelanggaran yang bisa dikenai hukuman pidana tujuh tahun atau denda maksimal Rp 70 miliar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau Eko Prasetya mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam ”Festival Literasi Digital Anak Muda Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, di SMA Negeri 1 Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin (5/8).
Dalam festival yang dimeriahkan artis musik beatbox Angga Dermawan itu, Eko mengatakan, Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU-PDP) membedakan antara data pribadi yang bersifat umum dengan data pribadi yang bersifat khusus (spesifik).
”Yang bersifat umum misalnya nama lengkap, kewarganegaraan, jenis kelamin, agama. Yang spesifik, contohnya data dan informasi kesehatan, data biometrik, genetika, orientasi seksual, pandangan politik, catatan kejahatan, data anak, keuangan pribadi, dan lainnya,” tutur Eko Prasetya dalam diskusi di arena festival bertajuk ”Tips dan Trik Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital”, yang dipandu moderator Wa Ode Indah Febriana.
Agar data privasi aman, Eko melarang para pengguna digital memposting identitas diri di media sosial. ”Verifikasi segala informasi, permintaan atau hal yang memancing penyerahan data: NIK, NPWP, nama orangtua, alamat, PIN, nomor kartu kredit/ATM, dan tidak sembarang install aplikasi,” rincinya.
Di akhir paparannya, Eko berpesan, menjaga keamanan data privasi secara digital dapat dilakukan dengan membuat password yang kuat, gunakan autentifikasi dua faktor (2FA), dan verifikasi dua langkah di akun media sosial.
Festival literasi digital, yang diikuti siswa serta tenaga kependidikan dari SMA Negeri 1 dan SMP Negeri 1 Kota Baubau ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait pentingnya menjaga privasi dan keamanan data pribadi di berbagai platform digital. Tujuannya, dapat membuka wawasan, baik kepada siswa maupun tenaga kependidikan.
Dari sudut pandang berbeda, key opinion leader Akbar Randi menyebut ada tiga ancaman dalam beraktivitas digital. Yakni, ancaman privasi, keamanan dan gangguan. Adapun tips untuk menjaga keamanan digital, salah satunya adalah tidak menggunakan Wifi publik.
”Lalu, buat password yang unik dan kuat serta ganti secara berkala, pasang autentifikasi dua faktor, hindari klik link sembarangan, cek kredibilitas website, lindungi perangkat dengan antivirus, selalu perbarui perangkat lunak Anda secara rutin,” jelas Akbar Randi.
Sementara, menurut pegiat literasi digital Yusran Razikun, kompetensi budaya bermedia digital dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki pengguna digital. Kemampuan itu harus dibarengi dengan penerapan wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
”Agar aman bermedia digital, jadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital. Wujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital,” tegas Yusran Razikun.
Festival literasi digital kali ini juga menghadirkan Guru SMAN 1 Baubau Musbartig, Kepala Seksi Advokasi dan Penggerakan DPPKB Kota Baubau La Ode Mu’jizat, dan Kepala KUA Kecamatan Lealea Muhammad Hamdani, sebagai pembicara.
Untuk diketahui, diskusi luring di tengah festival seperti digelar di Kota Baubau ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more