Warga Glidag Gunungkidul Rasakan Kebermanfaatan Danais Lewat Internet Padukuhan
- Dok. KIM Peka
Aris mengeklaim, konsep smart city sudah menyasar seluruh kalurahan termasuk wilayah terluar di DIY. Sementara konsep ini belum menjangkau semua pedukuhan. Disebutnya, ada beberapa pedukuhan yang masih blankspot.
Namun demikian, Pemda DIY berusaha menyempurnakan dari taun ke tahun. Termasuk wilayah pantai selatan seperti Pantai Wedi Ombo, Sadeng, Jungwok yang awalnya tidak ada sinyal telekomunikasi sekarang sudah terjangkau karena disana ada komunikasi SAR terkait kedaruratan.
Sedangkan untuk tahun ini, pengembangan smart city baru dimulai di Kabupaten Kulon Progo yang rencananya ada 10 dusun. Kemudian Kabupaten Bantul 6 dusun dan Gunungkidul 100 titik dusun.
"Untuk Sleman, tahun ini karena di pedukuhan sudah selesai semua maka tidak. Namun mengusulkan (smart city) untuk tempat-tempat wisata," imbuh Aris.
Selain konsep smart city, juga ada pembangunan jaringan mandiri untuk 20 unit kerja yang belum terhubung jaringan internet.
Pengembangan internet disebutnya juga memberikan manfaat bagi sektor pendidikan. Pada 2020 lalu, Pemda DIY membangunkan jaringan di 49 SMA/SMK. Hingga saat ini, ada sekitar 1.118 SMA/SMK yang tersebar di DIY terfasilitasi jaringan internet. Serta dari sisi ekonomi, Pemda DIY menargetkan 75 UMKM terfasilitasi internet dengan danais.
Untuk pengembangan konsep smart city, Pemda DIY pada 2023 lalu mengalokasikan anggaran sebesar Rp 9,6 Miliar. Dengan rincian, Kominfo DIY sebesar Rp 3,2 Miliar, Kabupaten Bantul Rp 700 Juta, Gunungkidul Rp 700 Juta dan Sleman Rp 1,4 Miliar.
Demikian juga pada 2024 sebesar Rp 9,6 Miliar. Rinciannya, Kominfo DIY sebesar Rp 3,8 Miliar, Kabupaten Bantul Rp 244 Juta, Kulon Progo Rp 800 Juta dan Gunungkidul Rp 700 Juta.
"Baik 2023 dan 2024 disediakan masing-masing Rp 9,6 Miliar untuk penyediaan bandwidth," ucap Aris.(chm)
Load more