tvOnenews.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Paniradya Kaistimewan terus berupaya mendukung pengembangan konsep smart city di daerah ini.
Pengembangan teknologi internet ini dinilai sangat efektif untuk mendorong kemajuan pembangunan dan pengembangan potensi desa yang dimiliki.
Pedukuhan Glidag, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul menjadi satu di antara wilayah di DIY yang telah memanfaatkannya kurang lebih 4 tahun lalu.
Disana, penggunaan internet dipusatkan di balai pedukuhan tersebut dan dikelola oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Peka).
"(Penggunaan internet) disini kurang lebih 4 tahun lalu kalau tidak salah sekitar Maret 2021. Lalu dioperasionalkan pada April 2021," kata Witono, Ketua KIM Peka dihubungi, Jumat (7/6/2024)
Disampaikannya, kala itu, bantuan internet diberikan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Gunungkidul yang dibiayai dari Dana Keistimewaan (Danais).
Lebih lanjut, internet dimanfaatkan oleh masyarakat termasuk kalangan pelajar yang dalam proses belajarnya membutuhkan jaringan internet.
"Ini juga membantu masyarakat khususnya yang kesulitan ekonomi jika anaknya selalu meminta untuk dibelikan data (internet)," ungkap Witono.
Selain itu, keberadaan internet disana juga dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Salah satunya pedagang angkringan. Dimana, banyak pembeli yang jajan sembari mengakses teknologi tersebut. Demikian juga, pemilik toko kelontong dan bengkel yang bisa menawarkan barang maupun jasanya melalui online.
Dengan banyaknya manfaat bagi masyarakat, Witono mengharapkan kepada instansi terkait agar menambah kecepatan internet tersebut.
"Sekarang ini, kecepatan dari internet yang terpasang 20 Mbps. Jika di balai pedukuhan itu sedang banyak kegiatan lemot. Sehingga mengharapkan adanya penambahan kecepatan," ucapnya.
Terpisah, Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho menyampaikan, konsep smart city melayani seluruh wilayah di DIY termasuk kalurahan dan pedukuhan.
Hal tersebut sudah dilakukan sejak 2019 lalu sampai dengan saat ini. Pemda DIY melalui Danais menyiapkan fasilitas bandwidth yang bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat.
"Perangkat pemerintahan di DIY, kabupaten maupun tingkat kalurahan/kelurahan semuanya disiapkan bandwidth. Setiap kalurahan mendapatkan alokasi kurang lebih 10 Mbps," katanya.
Lebih lanjut, pada 2023, juga terdapat beberapa dusun yang sudah mendapatkan alokasi internet. Misalnya di Kabupaten Gunungkidul ada sekitar 100 pedukuhan, Kabupaten Sleman 48 pedukuhan dan Kabupaten Bantul 24 pedukuhan.
Aris mengeklaim, konsep smart city sudah menyasar seluruh kalurahan termasuk wilayah terluar di DIY. Sementara konsep ini belum menjangkau semua pedukuhan. Disebutnya, ada beberapa pedukuhan yang masih blankspot.
Namun demikian, Pemda DIY berusaha menyempurnakan dari taun ke tahun. Termasuk wilayah pantai selatan seperti Pantai Wedi Ombo, Sadeng, Jungwok yang awalnya tidak ada sinyal telekomunikasi sekarang sudah terjangkau karena disana ada komunikasi SAR terkait kedaruratan.
Sedangkan untuk tahun ini, pengembangan smart city baru dimulai di Kabupaten Kulon Progo yang rencananya ada 10 dusun. Kemudian Kabupaten Bantul 6 dusun dan Gunungkidul 100 titik dusun.
"Untuk Sleman, tahun ini karena di pedukuhan sudah selesai semua maka tidak. Namun mengusulkan (smart city) untuk tempat-tempat wisata," imbuh Aris.
Selain konsep smart city, juga ada pembangunan jaringan mandiri untuk 20 unit kerja yang belum terhubung jaringan internet.
Pengembangan internet disebutnya juga memberikan manfaat bagi sektor pendidikan. Pada 2020 lalu, Pemda DIY membangunkan jaringan di 49 SMA/SMK. Hingga saat ini, ada sekitar 1.118 SMA/SMK yang tersebar di DIY terfasilitasi jaringan internet. Serta dari sisi ekonomi, Pemda DIY menargetkan 75 UMKM terfasilitasi internet dengan danais.
Untuk pengembangan konsep smart city, Pemda DIY pada 2023 lalu mengalokasikan anggaran sebesar Rp 9,6 Miliar. Dengan rincian, Kominfo DIY sebesar Rp 3,2 Miliar, Kabupaten Bantul Rp 700 Juta, Gunungkidul Rp 700 Juta dan Sleman Rp 1,4 Miliar.
Demikian juga pada 2024 sebesar Rp 9,6 Miliar. Rinciannya, Kominfo DIY sebesar Rp 3,8 Miliar, Kabupaten Bantul Rp 244 Juta, Kulon Progo Rp 800 Juta dan Gunungkidul Rp 700 Juta.
"Baik 2023 dan 2024 disediakan masing-masing Rp 9,6 Miliar untuk penyediaan bandwidth," ucap Aris.(chm)
Load more