Jakarta - Viral di media sosial sebuah video rekaman CCTV yang memperlihatkan penyerangan dan penganiayaan di gudang jasa ekspedisi Anteraja, di Jalan Pondok Kelapa Raya, Duren Sawit, Jaktim. Peristiwa itu terjadi Selasa (21/12/2021) sekitar pukul 11.00 WIB.
Dalam video penyerangan di kantor Anteraja Duren Sawit itu terlihat sekelompok pria menyerang sejumlah pekerja gudang ekspedisi. Mereka memukuli dan menginjak-injak korban.
Saat tvOnenews.com mendatangi lokasi, Selasa sore, aparat kepolisian dari Polres Jakarta Timur tengah menyelidiki kasus penyerangan ini.
Keadaan kantor Anteraja itu berantakan. Beberapa pekerjanya terlihat berdarah dan babak belur.
Salah satu korban, Yadi menuturkan tidak tahu mengapa para pelaku menyerang dia dan teman-temannya.
"Saya enggak paham kenapa. Tiba-tiba diserang orang di kantor sebelah," kata Yadi sebelum diboyong ke kantor polisi.
Serangan Balik
Kasie Humas Polres Jaktim Kompol Susida mengungkapkan peristiwa penyerangan di kantor Anteraja merupakan serangan balik dari sekelompok petugas keamanan di perusahaan penyalur tenaga kerja, PT TSI, yang berjarak dua ruko dari gudang Anteraja.
Menurut Susida, ada calon pekerja yang menuntut PT TSI untuk mengembalikan uangnya karena merasa tertipu tak kunjung dipekerjakan.
"(Kejadian) pukul 10 pagi, pertama korban menagih uangnya untuk dikembalikan oleh PT TSI karena merasa ditipu oleh perusahaan itu. Kemudian korban mendesak dan didengarlah oleh sekuriti kantor Anteraja yang selang dua ruko," kata Susida.
Kedua pihak lalu ribut sehingga berbuntut pemukulan.
"PT TSI tidak terima ditegur sekuriti Anteraja dan mengatakan 'ini bukan urusan Anteraja, ini urusan saya'. Kemudian cekcok mulut dan terjadi keributan antarsekuriti dan saling memukul," ungkap Kasie Humas.
Tak lama dari kejadian itu, segerombolan lelaki menyerang balik kantor Anteraja.
"Selang 20 menit datanglah gerombolan dari PT TSI kurang lebih 8-9 orang langsung melakukan penyerangan ke Anteraja dan saling pukul," beber Susida.
Dia menuturkan, perkara saling serang ini tengah ditangani Polres Jaktim. (Simon/act)
Load more