Sementara itu untuk kendaraan peluncur satelit, Telkomsat bekerjasama dengan SpaceX untuk meluncurkan satelit dari bumi menuju ke ketinggian yang ditentukan, menggunakan roket Falcon 9. Telkomsat juga menggandeng Jasindo untuk menjamin risiko satelit serta Telesat sebagai konsultan Telkomsat dalam pengadaan dan manufaktur satelit.
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono mengatakan, setidaknya ada tiga misi yang ingin dibawa Satelit Merah Putih 2, yakni meningkatkan ketahanan infrastuktur digital nasional untuk mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia, mengamankan dan mempertahankan slot orbit Indonesia di 113 BT, serta memperkuat portofolio bisnis satelit melalui peningkatan kapasitas internal dari 10 Gbps (Satelit Telkom 3S dan Satelit Merah Putih) menjadi 42.4 Gbps.
Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit, Selasa (20/2) waktu setempat.
Lebih lanjut Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd Rauf, menambahkan bahwa teknologi HTS merupakan teknologi dengan desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multispots beam), sehingga mampu menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim
satelit ke lokasi tersebut.
“Satelit broadband ini memungkinkan sumber daya frekuensi yang dapat digunakan berulang (frequency reuseable), sehingga hal ini berpotensi untuk menaikkan jumlah kapasitas yang dimiliki satelit HTS,” jelas Lukman.
Terkait dengan proses pemilihan mitra dan pengadaan satelit, Lukman menegaskan bahwa hal tersebut telah dilakukan sesuai dengan asas kepatuhan (compliance) dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Load more