“Di sini harus ada cold storage. Jadi kalau jualannya tidak habis bisa disimpan dan dapat dijual lagi. Itu koperasi pasar yang harus punya fasilitasnya. Pedagang juga bisa disuplai oleh koperasi. Ekosistem ini yang harus kita buat,” kata Menteri Teten.
Menteri Teten juga menilai bahwa koperasi pasar juga dapat menjadi agen penjualan produk hasil desa.
Dengan buah-buahan yang berlimpah di Kabupaten Sumba Barat, dia meyakini bahwa pengembangan produk buah-buahan akan berkembang pesat jika dikelola dengan baik.
“Di sini buah-buahan sangat bagus. Di Palu itu persis seperti ini. Sekarang sudah menjadi sentra durian dan ekspor ke Tiongkok dan Thailand. Diekspor bukan durian utuh tapi pasta frozen untuk disuplai ke industri minuman. Di sini saya pikir juga bisa karena kalau diolah jadi barang setengah jadi bisa diperdagangkan di seluruh dunia,” ujarnya.
“Saya ingin sekali nanti kalau datang ke sini lagi tempat ini sudah menjadi tempat wisata makan durian terenak di Indonesia. Karena di sini subur dan curah hujan rendah akan jadi tempat buah-buahan paling enak. Terlebih alam di sini juga indah. Menyenangkan jadinya datang ke sini,” kata Menteri Teten.
Di tempat yang sama, Bupati Sumba Barat Yohanis Dade mengatakan kehadiran MenKopUKM telah menjadi berkah bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat.
“Dengan pembangunan pasar ini beban kami menjadi ringan. Atas nama pemerintah daerah dan seluruh rakyat saya menyampaikan terima kasih dan senantiasa mendoakan MenKopUKM semoga sukses dan mendapatkan berkat dari Tuhan,” ujar Yohanis.
Load more