Jakarta, tvOnenews.com - Program pendidikan dalam visi dan misi pasangan calon (Paslon) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md kembali mendapat sorotan.
Adapun yang kembali disorot visi dan misi Ganjar-Mahfud soal program satu keluarga miskin, satu sarjana.
Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aris Setiawan mengatakan program tersebut paling realistis dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
"Melalui Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana ini Mas Ganjar dan Pak Mahfud menjawab semua mimpi seorang ibu. Semua orang tua yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu untuk dapat melihat anaknya menjadi sarjana," kata dia dalam keterangan yang diterima, Senin (21/11/2023).
"Ketika sang anak berhasil menjadi sarjana, kelak ia akan mampu memperbaiki kualitas hidupnya, keluarganya, dan mengangkat derajat serta martabat keluarganya," tambahnya.
Aris mengungkapkan bahwa ide tersebut muncul dari refleksi dan pengalaman hidup Ganjar yang lahir dari keluarga sederhana.
Menurutnya, Ganjar berhasil meningkatkan kualitas hidup keluarganya, mengangkat derajat, dan martabat keluarganya setelah menjadi sarjana.
"Saya sangat sepakat jika program 1 keluarga miskin 1 sarjana ini dijadikan program prioritas, karena saya sangat relate (terkait) dan punya pengalaman terkait itu," jelasnya.
Selain itu, Aris mengungkapkan dalam hal anggaran dan sasaran, program ini dianggap sangat realistis.
"Dengan asumsi bahwa 10 juta mahasiswa dari keluarga miskin memenuhi syarat untuk kuliah, diperkirakan diperlukan anggaran sekitar Rp200 triliun per tahun," kata dia.
Meskipun angka ini terlihat besar, Aris menilai jumlah tersebut masih masuk akal, terutama jika dibandingkan dengan alokasi APBN 2023 untuk pendidikan sebesar Rp600 triliun.
"Kita hitung-hitungan saja, kalau ada 10 juta mahasiswa dari keluarga miskin yang akan dibiayai negara sampai sarjana, biaya hidup per bulan Rp 1 jt/bulan x 12 bulan = Rp 12 jt/ tahun. Rp 12 juta per tahun dikali 10 juta mahasiswa, maka jumlah anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 120 triliun / tahun. Jumlah itu kalau kita tambahkan dengan biaya UKT Rp 8 juta / 2 semester (1 tahun) x 10 juta mahasiswa = Rp 80 triliun. Jadi, Rp 120 triliun + 80 triliun = Rp 200 triliun total anggaran yang dibutuhkan negara untuk menyekolahkan minimal 1 anak (mahasiswa) dari seluruh keluarga miskin yang ada di Indonesia,” kata Aris.(lpk)
Load more