Jakarta, tvOnenews.com - Dua unit pesawat milik TNI AU dikabarkan jatuh di wilayah Pasuruan, Jawa Timur pada Kamis (16/11/2023). Salah satunya diketahui adalah pesawat Super Tucano TT-3103.
Bagaimanakah spesifikasi dari pesawat Super Tucano TT-3103?
Pesawat Super Tucano TT-3103 merupakan salah satu alutsista yang dipesan oleh Indonesia pada 2010.
Produsen Super Tucano adalah Embraer, sebuah perusahaan yang ada di Brasil.
Embraer adalah produsen pesawat komersial terbesar ketiga di dunia, setelah Boeing Amerika Serikat (AS) dan Airbus Eropa.
Total pesawat Super Tucano yang dipesan berjumlah 16 unit dengan total biaya USD 143 juta atau sekitar Rp1,3 triliun. Artinya, harga satu pesawat sekitar Rp800 miliar lebih.
Pesawat Super Tucano itu tiba pertama kali di Indonesia pada tahun 2012.
Saat pesawat Super Tucano tiba, Indonesia dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menteri Pertahanan (Menhan) saat itu adalah Purnomo Yusgiantoro.
Sementara Panglima TNI saat itu adalah Laksamana Agus Suhartono.
Pesawat Super Tucano TT-3103 diterbangkan langsung dari pabrik Embarer di San Jose dos Campos Brasil pada 20 Agustus 2012 dipimpin oleh Kapten Pilot Carlos Alberto beserta 7 pilot lainnya yang melintasi 12 negara dimulai dari Brasil, Cape Verde, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India dan Thailand.
Pesawat Super Tucano TT-3103 diterima di Pangkalan TNI AU Abdul Rahman Saleh, Malang pada Senin (17/9/2012).
Pesawat tempur taktis Super Tucano TT-3103 buatan Brazil itu diterima dengan tiga pesawat lainnya.
Adapun pesawat yang diterima saat itu adalah pesawat Super Tucano dengan nomor ekor TT-3101, TT-3102, TT-3103 dan TT-3104.
Ini merupakan kelompok pesawat yang datang pertama.
Pesawat lainnya datang di Januari 2013 sebanyak 4 buah dan seterusnya hingga mencapai 16 buah pesawat.
Dilansir dari laman TNI AU, pesawat Super Tucano digunakan sebagai pengganti Pesawat OV-10 Bronco Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh Malang.
Pesawat yang dibeli TNI AU adalah tipe EMB-314/A-29B (kursi ganda) berkemampuan serang antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (close air support), penyekatan dan pertahanan udara yang berkecepatan rendah sehingga dapat melakukan identifikasi musuh dimedan perang.
Selain itu, Super Tucano mempunyai kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air Surveillance).
Dalam tugas operasi, pesawat ini digunakan untuk mendukung pengawalan perbatasan darat dan perairan, melawan terorisme, mengawasi alur laut kepulauan, mengawasi penyelundupan di udara, darat dan perairan, mendukung operasi pasukan darat dan laut, operasi hanud secara terbatas (low speed interceptor) serta dukungan pengintaian dan serangan udara.
Kemampuan terbang dari kecepatan rendah hingga kecepatan sedang mampu mendukung operasi pertahanan udara terhadap pesawat “black flight” berukuran kecil dan berkecepatan rendah (helicopter, pesawat profiler dan pesawat tanpa awak).
Ekor pesawat Super Tucano TT-3103 yang Jatuh di Pasuruan, Jawa Timur (Istimewa)
Sebelumnya, dua unit pesawat TNI AU dikabarkan jatuh di Pasuruan pada Kamis (16/11/2023).
Adapun lokasi jatuhnya pesawat diperkirakan di sekitar Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan, Jawa Timur.
Salah satu pesawat diketahui adalah Super Tucano dengan nomor ekor TT-3103.
Pesawat tersebut jatuh di area berbukitan.
Jatuhnya pesawat milik TNI AU ini diketahui melalui video yang beredar di media sosial dan media massa.
Pesawat Super Tucano TT-3103 Jatuh di Pasuruan, Jawa Timur (Istimewa)
Dalam video tersebut terlihat ekor pesawat terdapat gambar bendera Indonesia, yakni merah putih. Diduga pesawat ini merupakan pesawat milik TNI AU.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui ada atau tidaknya korban jiwa dalam peristiwa ini. Begitu pula dengan penyebab jatuhnya pesawat ini. (put)
Load more