“Banyak di antara orang-orang yang memberikan masukan kepada saya bagaimana membangun sekolah inklusi. Itu di training dan sekolah serius. Maka tidak bisa tiba-tiba inklusi. Mesti disiapkan betul dengan baik,” jelas Ganjar.
Sebelumnya, Ganjar menyebut sekolah inklusi di Indonesia belum siap dengan baik. Itu dia ungkapkan dalam acara Sarasehan bersama 100 Ekonom Indonesia yang digelar oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).
Ganjar awalnya bercerita pernah menangani masalah bullying seorang siswa yang merupakan anak berkebutuhan khusus. Siswa tersebut ingin pindah ke sekolah menengah pertama (SMP) negeri. Dari situ, dia menyadari bahwa Indonesia belum memiliki sekolah inklusi yang baik.
“Saya paksa sekolahnya ini SMP untuk menerima anak itu, terjadilah pergolakan besar karena sekolah inklusi kita belum siap,” ungkapnya. (saa)
Load more