Narges Mohammadi, Nobel Perdamaian dan Suara Perempuan Iran dari Penjara ke Penjara
- Istimewa
Ia hanya bisa menyaksikan dari balik jeruji besi protes yang terjadi setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022 – yang ditangkap karena melanggar aturan berpakaian bagi perempuan di Iran. Narges mengatakan gerakan tersebut memperjelas tingkat kekerasan yang terjadi dan ketidakpuasan di masyarakat.
“Pemerintah tidak mampu mematahkan protes rakyat Iran,” katanya pada September dalam jawaban tertulis dari penjara Evin di Teheran tempat dia ditahan, menggambarkan gelombang protes sebagai hal yang “tidak dapat diubah.”
Lahir pada 1972 di Zanjan, barat laut Iran, Narges Mohammadi belajar fisika sebelum menjadi seorang insinyur. Namun dia kemudian memulai karir baru di bidang jurnalisme, bekerja untuk surat kabar yang saat itu merupakan bagian dari gerakan reformis.
Pada 2000-an, ia bergabung dengan Pusat Pembela Hak Asasi Manusia, yang didirikan oleh pengacara Iran Shirin Ebadi, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada 2003, yang secara khusus memperjuangkan penghapusan hukuman mati.
"Narges mempunyai kemungkinan untuk meninggalkan negara itu tetapi dia selalu menolak... Dia menjadi suara bagi mereka yang tidak bersuara.(bwo)
Load more