Sampai Menangis karena Tak Kuat Saat Ceritakan Kekejaman Cakrabirawa di Peristiwa G-30S/PKI Saat Habisi Jenderal Ahmad Yani, Untung Mufreni Bilang...
- Kolase Tim tvOnenews
Kolase Jenderal Ahmad Yani, dan Untung Mufreni, kekejaman Cakrabirawa peristiwa G-30S/PKI. Source: tim tvOne
Dua hari setelah Jenderal Ahmad Yani ditembak dan dibawa pergi oleh pasukan Cakrabirawa, anak-anaknya kemudian dikumpulkan oleh sang istri, Yayu Rulia Sutowiryo.
Sang istri lalu menyampaikan, bahwa ayah mereka gugur dalam tugas, karena berita keberadaannya saat itu masih simpang siur.
"Tanggal 3 Oktober ibu sudah bilang bapak kamu sudah enggak ada. Karena beritanya ada yang bilang ada di Istana, terus ada di mana lagi gitu. Jadi kita di rumah cuman diam-diam aja, nggak bisa bikin macam-macam," tutur Untung Mufreni.
Untung Mufreni menambahkan bahwa, pemakaman Jenderal Ahmad Yani baru dilakukan pada 5 Oktober, setelah jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965.
Malam setelah ditemukan di Lubang Buaya, keluarga diminta ke Markas Besar TNI AD (Mabesad) untuk mengecek jenazah Ahmad Yani.
"Tanggal 4 Oktober menjelang malam, kita diperintahkan untuk ke Mabesad untuk lihat jenazah, tapi jenazahnya udah enggak kelihatan lagi, di dalam peti. Udah bau jadi ditutup. Waktu di RSPAD juga kita enggak lihat juga, cuman kita lihatnya hanya peti dan kita yakin bahwa ayah kita ada di situ," ujarnya.
Bahkan, Yayu Rulia Sutowiryo, istri Jenderal Ahmad Yani, tak sempat melihat mediang suaminya itu direnggut nyawanya hingga dimakamkan.
Ia hanya meminta potongan rambut suaminya untuk mengenang almarhum Jenderal Ahmad Yani, yang selalu dibawa kemanapun pergi oleh Yayu.
"Setelah wafat, ibu juga tidak dikasih lihat jenazahnya. Ibu hanya minta tolong dipotongin rambutnya bapak. Itulah yang dibawa ke mana-mana sama ibu," ungkap Untung Mufreni.
"Ibu terakhir enggak lihat, karena terakhir itu ibu pamitan sama bapak sekitar jam 10 malam menuju ke Taman Senopati, di Taman senopati kan itu rumah dinas juga," sambungnya.
"Kemudian ibu saya ulang tahun tanggal 1 Oktober, jadi orang jawa itu biasanya terakota. Jadi ibu saya pergi sama temannya dan beberapa orang ajudan serta pengawal yang biasanya melekat di bapak," tandas Untung Mufreni.
Load more