Jakarta, tvOnenews.com - Lika-liku isu cawapres 2024 untuk Prabowo Subianto mencuat. Hal ini terjadi setelah empat (4) partai besar mendeklarasikan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto menjadi Capres 2024-2029.
Menyikapi hal itu, Ketua Golkar Jatim, Muhammad Sarmuji tentu mengusulkan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto untuk jadi Cawapres Prabowo. Sementara, Analis Politik bocorkan hasil survei tentang Airlangga dan Erick Thohir.
Ketua Golkar Jatim, Muhammad Sarmuji mengatakan, dari Partai Golkar, Airlangga diusung untuk bisa bersanding dengan Prabowo Subianto sebagai Cawapres. Kegigihan dan keinginan ini diharapkan agar menambah semangat dalam partai tersebut dalam infrastruktur.
“Tetapi seandainya pun hasil rembukan, karena tidak bisa menentukan sendiri, karena masih ada Gerindra, PKB, PAN, dan ada yang lain - lain. Tentu semua harus berembuk dan saya yakin hasil permusyawaratan memberikan semangat kolektif.” ucap Sarmuji yang dikutip dari Kanal Youtube tvOnenews, Selasa (15/8/2023).
Sementara, Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto katakan, PAN ingin Erick Thohir maju dan bersanding dengan Prabowo Subianto.
Tak hanya PAN dan Golkar saja yang mengeluarkan pendapat soal siapa yang pantas untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres di Pemilu 2024. Namun, Analis Politik juga membocorkan data survei.
Analis Politik, Adi Prayitno menuturkan bahwa angka statistik Erick Thohir menjadi raja survei. Disimulasikan dengan Prabowo pun juga bisa saja berhasil dan memberikan hasil yang baik.
“Cak Imin itu kan PAN dan Golkar, kalau Prabowo ingin menang ya sama Cak Imin, begitu dengan PAN kalau Prabowo ingin menang sama Erick Thohir, begitu juga dengan Golkar kalau Prabowo ingin menang sama Airlangga Hartarto. Tapi sekali lagi, kalau semua partai yang berkumpul menyatakan satu komando di bawah Jokowi, yang syarat - syarat akan hilang” ucap Adi yang dikutip dari Kanal Youtube tvOneNews, Selasa (15/8/2023).
Sebelumnya diberitakan, Pengamat komunikasi politik, Dewi Yanuarita menilai bakal capres Ganjar Pranowo memperlihatkan kapasitasnya sebagai seorang negarawan ketika merespons dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo Subianto.
Ganjar diketahui menghormati sikap Golkar dan PAN mendukung Prabowo. Gubernur Jateng dua periode ini menyebut dukungan itu merupakan hal yang biasa dalam demokrasi.
“Pernyataan Ganjar ini selayaknya seorang negarawan yang melihat pentingnya menjalin silaturahmi disamping adanya perbedaan pandangan dan sikap, sejatinya demokrasi tidak menekankan kepada kompetisi antar pihak yang pada akhirnya mengerucut kepada perpecahan di dalam masyarakat,” ujar Dewi dalam keterangan resmi.
“Namun demokrasi merupakan cara membangun hubungan yang dinamis dan menjaga persatuan melalui dialog dan komunikasi yang intens dengan seluruh stakeholder,” ujarnya.
Dewi mengingat pada Pilpres lalu, Presiden Joko Widodo juga “dikeroyok” oleh gabungan partai politik termasuk didalamnya partai Gerindra dan Golkar, tetapi Jokowi tetap menjadi pemenang dalam pilpres tersebut.
“Tidak tertutup kemungkinan hal yang sama akan terjadi pada Pemilu 2024 yang akan datang dan sejarah akan terulang. Ganjar Pranowo merupakan sosok pemimpin masa depan yang menjanjikan,” ujar Dewi.
Menilik perhitungan analisis elektabilitas, Dewi berkata Ganjar yang cukup bersaing dengan bakal calon presiden lainnya justru merupakan tantangan bagi pendukungnya,
Namun yang perlu ditekankan adalah bahwa Ganjar telah memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan penuh dari elemen masyarakat Indonesia untuk terus menyebarkan sikap positif Ganjar karena yang menentukan adalah masyarakat itu sendiri.
“Manuver yang dilakukan partai Golkar dan PAN , tidak membuat Ganjar gentar karena sejatinya Ganjar Pranowo adalah seorang calon pemimpin yang memiliki rekam jejak positif selama menjadi Gubernur di Jawa Tengah. Karena itulah Ganjar Pranowo menyikapi dengan santai deklarasi hari ini,” ujar Dewi.
Sebelumnya, Bacapres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo turut menanggapi deklarasi PAN dan Golkar yang mendukung Prabowo. Ganjar menyatakan menghormati keputusan dua partai tersebut. Menurutnya, bergabungnya Golkar dan PAN ke koalisi partai politik pengusung Prabowo merupakan hal biasa.
“Pasti beliau sudah memberikan keputusan dan sudah punya catatan harus merapat ke mana," ucapnya. (Syahrani/aag)
Load more