Universitas Terbuka Terapkan Kemajuan Teknologi dalam Proses Belajar Mengajar, Rektor: Pencetus Pendidikan Jarak Jauh Selama 38 Tahun
- Dok. Universitas Terbuka
Jakarta, tvOnenews.com - Universitas Terbuka (UT) menjadi salah satu perguruan tinggi negeri yang telah mengimplementasikan kemajuan teknologi dalam proses belajar mengajar.
"Sejak didirikan hingga saat ini, memang Universita Terbuka merupakan perguruan tinggi yang mampu mengaplikasikan kemajuan teknologi untuk kepentingan pembelajaran dan pendidikan secara umum," kata Rektor UT, Prof. Ojat Darojat, saat dihubungi tvOnenews.
Prof. Ojat lebih lanjut mengungkapkan, saat ini jumlah mahasiwa UT hampir didominasi oleh anak muda, dimana sebelumnya komposisi didominasi orang tua.
"Selama pandemi dan pasca pandemi, tren mahasiwa UT sekarang berubah, yang sebelumnya didominasi oleh orang-orang tua, kini didominasi oleh genarasi muda. Tercatat sekitar 73 persen jumlah mahasiswa di UT berumur dibawah 29 tahun," tambahnya.
Menurut Rektor UT, banyaknya usia muda yang kini menjadi mahasiswa, karena sistem pembelajaran di UT sangat digemari anak-anak muda saat ini.
"Sejak UT didirikan hingga saat ini, memang UT merupakan perguruan tingggi yang paling eksesif dalam mengimplementasikan kemajuan dalam bidang teknologi untuk kepentingan pembelajaran dan pendidikan secara umum," ungkapnya.
![]()
Selain itu, lanjutnya, UT mengimplementasikan distance learning delivery mode sebagai sistem pembelajaran utama dan ini merupakan cara yang paling masif yang dilakukan UT. Apalagi online learning menjadi tren pembelajaran yang banyak digemari oleh anak-anak generasi muda.
Majunya sistem pembelajaran berbasis teknologi yang diterapkan, dimana UT sebagai pionir pendidikan jarak jauh selama 38 tahun, membuat UT dipercaya oleh pemerintah menjadi ketua konsorsium pembelajaran dalam jaringan nasional.
"Atas kepercayaan yang diberikan pemerintah, saya dipercaya sebagai ketua konsorsium layanan pembelajaran dalam jaringan dan pendidikan jarak jauh nasional Indonesia yang bernama Cyber Education (ICE) Institute," ungkapnya.
ICE Institute adalah wadah atau pusat kuliah online, marketplace digital untuk pembelajaran daring dan pendidikan jarak jauh berkualitas yang anggotanya ada UT, ITB, IPB, UGM dan lainnya, ada sekitar 20 perguruan tinggi yang sudah establish di tanah air baik negeri atau pun swasta dan UT dipercaya sebagai ketua konsorsium tersebut.
Atas terpilihnya UT sebagai ketua konsorsium tersebut, tentu menjadi nilai lebih bagi UT untuk mendapat kepercayaan masyarakat.
"Tentu saja ini menjadi daya tarik bagi masyarakat, khususnya bagi kawula muda dimana pada saat ini khususnya setelah Pandemi Covid-19, tren atau perilaku mereka adalah dapat belajar sambil bekerja belajar secara online, mereka menyukai sistem kuliah yang lebih fleksibel. Mereka bisa belajar kapanpun, dimanapun dan sama siapapun dan itulah yang menjadi keunggulan UT bila dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya baik negeri ataupun swasta di tanah air. Yaitu atas kemudahan yang bisa ditemui saat belajar di UT, sejak mulai melakukan pendaftaran hingga pembelajaran bisa dilakukan secara online.
"Mulai dari registrasi secara online, bahan ajar digital dan disajikan dalam berbagai skema yang bisa diakses oleh mahasiswa kapanpun. Tak hanya itu, sistem pembelajaran online juga dilengkapi dengan kegiatan bantuan belajar," lanjutnya. Media pembelajaran di UT terdiri dari media non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan televisi) dan media atau bahan ajar cetak (modul).
UT menyiapkan bahan ajar cetak yang dikirim langsung ke alamat rumah masing-masing mahasiswa. Mahasiswa di daerah pelosok yang terkendala akses internet bisa belajar secara mandiri terbimbing dengan membaca ajar cetak tersebut. Bahan ajar cetak UT didisain sedemikian rupa sehingga kehadiran dosen dipersepsikan hadir melalui bahan ajar cetak. Untuk itu bahan ajar cetak UT bersifat self-explanatory (kemampuan menjelaskan sendiri), self-instructioned, self-contained, dan self-assessment.
Load more