“Kami yakin upaya perjuangan bersama ini menjadi pemicu untuk melekatkan budaya pada generasi bangsa dan menginspirasi dunia dalam menghadapi tantangan global,” ujar Pimpinan SAU, Taufik Udjo.
“Selain dilatih langsung oleh tim SAU, kam juga melibatkan 182 orang supervisor yang telah dilatih sebelumnya oleh SAU untuk mendampingi pelatihan mandiri di tiap kelompok. Supervisor ini berasal dari guru seni musik dan seniman angklung dari sanggar atau komunitas,” jelas Mahendra.
Hotland, salah satu supervisor mengungkapkan rasa bahagia dan bangga menjadi bagian dari pergelaran ini. “Senang dan bangga bisa ikut menjadi bagian sejarah rekor dunia Angklung, ini adalah kado ulang tahun Indonesia ke-78”, ungkapnya.
Sementara itu, Direktur SMA Kemendikbudristek, Winner Jihad mengatakan bahwa Kemendikbudristek bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten mengumpulkan 1.000 peserta yang berasal dari 25 sekolah. “Keterlibatan siswa SMA ini merupakan upaya untuk mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan angklung ke generasi muda karena banyak nilai baik yang dapat dipelajari dari alat musik ini. Kolaborasi, disiplin, dan kesabaran”, imbuh Winner.
Kolaborasi dari berbagai pihak yang terlibat ini merupakan semangat positif dalam pengelolaan warisan budaya Indonesia. Angklung memang telah diakui UNESCO sejak 16 November 2010, namun keberlangsungan alat musik asli Indonesia yang telah mendunia ini adalah tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia.(chm)
Load more