Kotawaringin Timur, Kalteng - Memasuki hari kedua, banjir yang terjadi di dalam Kota Sampit semakin parah. Hal ini disebabkan hujan lebat kembali turun mengguyur wilayah tersebut selama hampir 7 jam lamanya, pada hari Kamis (11/11/2021) kemarin, mulai sore hingga tengah malam.
Kondisi banjir paling parah terjadi di sekitar Jalan Anang Sentawi, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru, Ketapang. Di sini, ketinggian airnya bahkan hingga mencapai 80 cm, atau melebihi lutut orang dewasa.
Tidak hanya merendam jalan dan pekarangan, air juga masuk ke dalam rumah-rumah warga, dan karena naiknya air terjadi tengah malam, banyak warga di sana mengaku tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka dan terpaksa merelakannya terendam air.
"Mau bagaimana lagi, Mas, naiknya air sudah tengah malam, dan cepat lagi masuknya ke dalam rumah. Gak ada harta benda atau prabot rumah tangga yang sempat kami selamatkan," ungkap Sawiyah (50), warga Jalan Anang Sentawi, dengan nada pasrah, Jumat.
Menurut Sawiyah, hampir rata-rata rumah tetangganya pun mengalami nasib yang sama, karena mereka memang tidak menyangka air sampai masuk ke dalam rumah.
"Di sini memang sering terjadi banjir, bahkan setiap hujan lebat bisa dikatakan selalu kebanjiran, tapi banjir kali ini adalah yang paling parah. Belum pernah saya mengalaminya selama puluhan tahun tinggal di sini," timpalnya lagi.
Sawiyah dan warga lainnya yang tinggal di kawasan tersebut sangat berharap, masalah ini bisa menjadi perhatian dari pihak pemerintah daerah, sebab ada kemungkinan banjir yang terjadi di lingkungan mereka ini adalah akibat buruknya jaringan drainase yang mampet akibat sampah atau mengalami pendangkalan.
"Aliran air di sini langsung ke sungai Mentawa (anak sungai Mentaya), tapi entah kenapa kali ini air sepertinya gak bergerak, mungkin sungai Mentawa sudah dangkal, sehingga lambat air mengalir," sebut Rusli, tetangga Sawiyah menimpali penjelasan.
Sementara itu, pihak BPBD Kotim, mengaku sudah melakukan pemantauan banjir dalam kota Sampit, dan mereka ada menemukan sebanyak 16 titik banjir.
"Ada 16 titik banjir di kecamatan kota yaitu kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Kecamatan Baamang," ungkap Rihel Magat, Kepala BPBD Kotim, Jumat.
Menurutnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab banjir, yang pertama adalah akibat tingginya intensitas curah hujan dalam dua hari terakhir ini, dan faktor kedua adalah kondisi sungai Mentaya yang tengah pasang tinggi.
Selain itu keadaan ini semakin diperparah dengan kondisi drainase di sekitar titik banjir yang banyak tersumbat akibat sampah dan pendangkalan akibat sedimentasi.
"Ketiga faktor tersebut membuat terjadinya penumpukan air di daerah-daerah rendah, karena air sulit mengalir," pungkasnya. (Didi Syachwani/act)
Load more