Komarudin mengungkap, bahwa eksekutor aborsi, SN, tidak memiliki rekam jejak dalam bidang medis atau kedokteran.
Polisi masih mendalami dugaan SN yang sempat menjadi asisten dari praktik aborsi sebelum dirinya menjadi eksekutor.
Sejumlah peralatan yang sangat sederhana, seperti alat vakum janin dan beberapa alat suntik, serta obat-obatan yang dapat dibeli bebas di apotik, menjadi dugaan awal bahwa SN sebelumnya pernah bekerja di praktik aborsi.
Berdasarkan pengakuan awal, pelaku mengatakan bahwa dalam kurun satu bulan, kurang lebih sudah ada 50 wanita yang menggugurkan kandungannya di tempat tersebut. (ant/aag)
Load more