Waketum MUI Mengaku Bingung Pelaku Meninggal Dunia, Anwar Abbas: Tim Pengaman MUI Hanya Memborgol
- Antara-Ilham Kausar
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengaku kaget bahwa pelaku meninggal dunia.
“Kalau dia meninggal saya kaget juga, apa penyebabnya? Karena pengaman MUI hanya memborgol,” ujar Anwar Abbas saat dialog dengan tvOne pada Selasa (2/5/2023).
Anwar Abbas kemudian menceritakan sosok pelaku yang tampak gemuk dan berusia sekitar 50 tahun.
“Sosok pelaku, gemuk, tinggi standar 165 cm, umur sekitar 50, kok bisa meninggal ya? apa sakit jantung?” kata Anwar Abbas.
“Kita tunggu polisi ya, kita percayakan kepada pihak kepolisian. Bagaimana kejiwaannya, siapa kok berani melakukan ini?,” kata Anwar Abbas.
Anwar Abbas mengatakan bahwa MUI menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian karena ini sudah menyangkut tindak pidana.
“Saya hanya minta polisi ungkap segera agar tafsiran bisa berseliweran,” tandas Anwar Abbas.
Sebagaimana diketahui, Kapolda Metro Jaya irjen Pol Karyoto menjelaskan kronologi penembakan yang terjadi di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jalan Proklamasi Nomor 51, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (2/5/2023).
“Ada orang tak dikenal yang masuk ke dalam pintu depan mencari ketua MUI. Ia ingin bertemu namun oleh pihak Pamdal tidak diizinkan karena ia tidak bisa menjelaskan kepentingannya apa,” ujar Karyoto kepada awak media yang ada di lokasi kejadian pada Selasa (2/5/2023).
Kemudian Karyoto mengatakan bahwa yang bersangkutan mengeluarkan senjata.
“Ada butiran pengisi peluru, ada tabung gas kecil, melihat ini maka ini airsoft gun bukan senjata api. namun alangkah lebih detail kami minta kepada labfor,” jelas Karyoto.
Setelah itu, pelaku kemudian melakukan penembakan di lantai dasar gedung MUI Pusat.
“Menembak, salah 1 korban tertembak di punggung, lalu pelaku keluar dan kemudian diamankan,” katanya.
Setelah itu Karyoto mengatakan bahwa setelah diamankan tersangka pingsan.
“Beberapa saat kemudian tersangka pingsan lalu dibawa ke Polsek. Dari sana dibawa ke Puskesmas Menteng, kemudian dinyatakan meninggal dunia,” tandas Karyoto.
Karyoto membenarkan bahwa dari Kartu Tanpa Penduduk (KTP) pelaku, diketahui bahwa ia berdomisili di Lampung.
“Pelaku berdomisili Lampung dan kami akan berkoordinasi hal-hal lain menyangkut pemeriksaan tsk akan kita autopsi juga sebab-sebab apakah tsk punya penyakit,” ujar Karyoto.
Load more