Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hasran meminta Badan Urusan Logistik atau Bulog melakukan penyerapan panen raya secara maksimal. Penyerapan beras yang memadai diperlukan sebagai bentuk antisipasi peningkatan permintaan jelang Bulan puasa dan idul Fitri mendatang.
"Panen yang sedang berlangsung pun harus dimaksimalkan dengan sebaik mungkin, terutama bagi daerah-daerah penghasil beras di Indonesia," katanya beberapa waktu lalu.
Disisi lain, Hasran menilai aturan Harga Pokok Penjualan atau HPP pemerintah sangat menyulitkan petani dalam menjual hasil panennya. Sebab, kata dia, pembelian yang dilakukan Bulog itu tidak sesuai dengan biaya produksi mereka yang mengalami lonjakan akibat beberapa faktor. Salah satunya kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, Hasran mengatakan pemerintah perlu mengevaluasi besaran HPP dengan memperhatikan faktor-faktor proses produksi dan distribusi.
"Selain masih belum efisiennya proses, panjangnya rantai pasok dan luasnya wilayah Indonesia juga perlu jadi pertimbangan (dalam mengevaluasi HPP). Apalagi kenaikan BBM tentu mempengaruhi margin keuntungan yang didapat petani," katanya.
Adapun kecenderungan naiknya harga beras saat ini, kata Hasran disebabkan oleh pengaruh musiman, khususnya pola panen, dimana produksi turun di bawah kebutuhan konsumsi. Selain itu, praktik oligopolistik juga turut menyebabkan naiknya harga beras, di mana segelintir pedagang besar melakukan manipulasi harga saat stok beras nasional menipis.
"Mereka memiliki pengaruh keuangan serta kontrol atas stok dan distribusi beras di tingkat petani dan pabrik," katanya.
Diketahui, aturan HPP beras masih mengacu kepada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020, yang menetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 4.200 per kilogram, GKP di tingkat penggilingan Rp 4.250 per kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp 5.250 per kilogram dan Beras Medium di Gudang Bulog Rp 8.300 per kilogram.
Indeks Bulanan Rumah Tangga (Indeks Bu RT) CIPS menunjukkan, pada Januari 2023, harga rata-rata GKP di tingkat petani adalah Rp 5.837 per kilogram atau naik 16,52 persen, dan rata-rata harga GKP di tingkat pengupas Rp 5.973 per kilogram atau naik 16,72 persen dibandingkan harga padi mutu sejenis pada Januari 2022. Sedangkan rata-rata harga GKG di tingkat petani mencapai Rp 6.501 per kilogram atau naik 20,63 persen.
Load more