- Facebook Mercedes AMG
Meski Jual Sebagian Saham ke Miliarder AS, Toto Wolff Tegaskan Komitmennya Tak Akan Tinggalkan Mercedes
tvOnenews.com - Kepala tim sekaligus CEO Mercedes, Toto Wolff, memastikan masa depannya bersama The Silver Arrows tetap aman.
Ia menegaskan komitmennya tidak berubah meski baru melepas sekitar 15 persen saham kepada George Kurtz, CEO dan pendiri CrowdStrike.
Pengumuman Toto Wolff menjual sahamnya itu dirilis Mercedes pada akhir pekan F1 GP Las Vegas 2025.
- Facebook Mercedes AMG
Langkah tersebut langsung memunculkan spekulasi mengenai posisi Toto Wolff sebagai pemimpin tim.
Sebelumnya, Toto Wolff merupakan salah satu dari tiga pemilik saham mayoritas dari Mercedes F1.
Ia berbagi kepemilikan dengan Mercedes-Benz dan perusahaan raksasa INEOS.
Karena itu, keputusan menjual sebagian saham cukup mengejutkan sejumlah penggemar.
Terlebih, Wolff memimpin era dominasi Mercedes sejak 2013 dan menjadi tokoh sentral proyek tim.
Sayangnya dalam dua musim terakhir, performa Mercedes memang naik turun. Tim tersebut kesulitan menandingi Red Bull sejak perubahan regulasi pada 2022.
Banyak pihak meyakini regulasi baru 2026 bisa membuka peluang Mercedes kembali bersaing. Di tengah dinamika itu, isu soal masa depan Wolff kembali muncul.
Usai balapan di Las Vegas, Wolff langsung memberi klarifikasi. Ia menegaskan tidak memiliki niat meninggalkan tim atau mundur dari posisi principal.
"Saya tidak punya rencana untuk menjual tim atau meninggalkan peran saya. Saya sebenarnya berada di posisi yang baik dan saya menikmatinya. Selama saya merasa berkontribusi, dan orang lain merasa saya berkontribusi, maka tidak ada alasan untuk berpikir ke arah itu." kata Toto Wolff.
Menurutnya, selama kontribusinya masih terasa, ia tak melihat alasan untuk hengkang. Pernyataan itu sekaligus meredakan rumor yang berkembang selama akhir pekan.
Wolff menegaskan penjualan saham hanya keputusan bisnis.
Langkah itu bertujuan memperkuat kehadiran Mercedes di pasar Amerika Serikat.
"Yang saya lakukan minggu ini dalam investasi saya adalah menjual beberapa saham kepada George, seorang pembalap, seorang wirausahawan teknologi, yang akan membantu kami memanfaatkan pasar AS. Itulah alasan di baliknya dan tidak ada yang lain," lanjut Wolff.