- Reuters
Frustrasi dengan Performa Motor yang Tak Kunjung Kompetitif, Fabio Quartararo Ultimatum Yamaha: Dua Musim Lagi atau...
Jakarta, tvOnenews.com - Fabio Quartararo tampaknya mulai kehilangan kesabaran terhadap performa motor Yamaha. Pembalap asal Prancis itu menyebut MotoGP 2025 dan 2026 sebagai kesempatan terakhir bagi pabrikan Jepang tersebut untuk membuktikan diri.
Setelah meraih gelar juara dunia pada 2021, performa YZR-M1 justru menurun drastis. Sejak MotoGP Jerman 2022, baik Quartararo maupun Yamaha belum lagi mencicipi kemenangan di balapan utama.
- Reuters
Meski masih bisa bersaing di papan tengah, El Diablo mengaku frustrasi dengan kurangnya progres dari timnya. Ia bahkan menilai Yamaha mulai tertinggal jauh dari rival-rival seperti Ducati dan Aprilia.
Banyak pihak sempat terkejut ketika Quartararo memutuskan memperpanjang kontraknya hingga 2026. Pasalnya, hasil buruk di dua musim terakhir membuat banyak pengamat yakin ia akan hengkang lebih cepat.
Namun Quartararo punya alasan tersendiri di balik keputusan itu. Ia merasa masih memiliki utang moral kepada Yamaha, tim yang sudah mempercayainya sejak debut di MotoGP 2019.
“Saya memang nyaris pergi pada 2022. Tapi saat itu saya masih memimpin klasemen dan baru juara dunia, jadi saya memilih bertahan,” ungkapnya kepada Autosport. “
Rider berusia 26 tahun itu sempat percaya Yamaha mampu memperbaiki diri. Tapi kenyataannya, pengembangan motor M1 berjalan di tempat sepanjang musim 2025.
Empat kali pole position, dua podium sprint, dan satu podium Grand Prix tak cukup untuk menutupi kekecewaannya. Quartararo menilai hasil tersebut hanyalah “kilau palsu” yang menutupi masalah fundamental di mesin Yamaha.
“Saya melihat potensi pada awal musim, tapi semuanya berhenti di tengah jalan. Kami butuh lompatan besar, bukan langkah kecil seperti ini," kata Quartararo dengan nada kecewa.
- Facebook/MotoGP
Rumor pun beredar bahwa Yamaha siap mengambil langkah ekstrem. Mesin inline-4 yang sudah lama menjadi ciri khas mereka kabarnya akan diganti dengan mesin V4 pada 2026.
Quartararo menyambut baik perubahan itu, tapi ia menegaskan tak akan menunggu selamanya. Jika mesin baru masih tidak kompetitif, ia memastikan akan meninggalkan Yamaha pada 2027.
“Dua tahun ini adalah kesempatan terakhir. Saya ingin kembali ke puncak, tapi kalau motor ini masih belum bisa bersaing, saya harus mencari tempat lain," kata Quartararo lagi.