- Antara
Didepak Dari Tim Padahal Baru Perpanjang Kontrak, Sergio Perez Sebut Red Bull Pasti Menyesal Telah Membuangnya
tvOnenews.com - Eks driver tim Red Bull Racing, Sergio Perez, baru-baru ini memberikan sebuah pernyataan tegas kepada mantan timnya yang sudah mendepaknya pada akhir musim lalu.
Perez mengatakan jika Red Bull saat ini pasti menyesali keputusan membuangnya dari tim F1 2025 mereka.
Melansir dari laman Crash diekatahui jika Sergio perez sebenarnya sudah menandatangani perpanjangan kontrak selama dua tahun pada bulan Juni tahun lalu.
- Antara
Namun pada bulan Desember 2024 lalu, Red Bull tiba-tiba mengakhiri kontrak tersebut dan memilih untuk mempromosikan Liam Lawson dari Racing Bulls.
Keputusan Red Bull dimotivasi oleh keinginan untuk memiliki pembalap kedua yang kompeten di mobilnya.
Sementara Perez dianggap menyebabkan tim tersebut turun ke posisi ketiga dalam kejuaraan konstruktor.
Alih-alih tampil lebih baik, pembalap kedua Red Bull justru kian merana pada Formula musim 2025 ini.
Mulai dari Lawson yang kembali ke Racing Bulls dan Yuki Tsunoda yang masih kesulitan menguasai mobil RB21
Kepergian pembalap asal Meksiko itu seakan mengekspos kelemahan dari Red Bull selama ini.
"Mereka membuat keputusan tertentu karena tekanan yang sangat besar tekanan yang mereka sendiri bantu ciptakan," kata Sergio Perez.
"Tetapi saya tahu, jauh di lubuk hati, mereka menyesalinya. Dan saya tahu itu dari sumber yang sangat dapat dipercaya," lanjutnya.
Meskipun Verstappen berhasil memastikan gelar juara pembalapnya yang keempat berturut-turut tahun lalu, performa Red Bull sudah mulai menurun sejak lama.
Perez bahkan menghubungkan kemerosotan performa Red Bull dengan kepergian legenda desain Adrian Newey.
"Kami memiliki tim yang hebat. Pada akhirnya, tim itu perlahan-lahan hancur, tetapi kami benar-benar memiliki sesuatu yang istimewa, selama salah satu era paling kompetitif di F1," jelas Perez.
"Kami tidak mendominasi era seperti Mercedes, di mana mereka memiliki keunggulan mesin yang besar. Dalam kasus kami, kesenjangan performa sangat minim, dan kami tetap membangun pembangkit tenaga listrik. Saat Adrian pergi, saat itulah masalah sebenarnya dimulai.” tutupnya.