- tvOnenews.com/Ilham Giovani Pratama
4 Atlet Loncat Indah Indonesia Siap Berangkat, IOAC 2025 Jadi Tolok Ukur Terakhir Jelang Tampil di SEA Games 2025
Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia Open Aquatic Championships (IOAC) 2025 resmi menutup seluruh rangkaian pertandingan loncat indah pada Rabu, (26/11/2025).
Hari terakhir berlangsung dramatis karena menjadi tahap penilaian pamungkas sebelum atlet pelatnas terjun di SEA Games Thailand 2025 tiga minggu lagi.
Dari arena Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, persaingan tampak jauh lebih panas dibanding dua hari sebelumnya. Setiap lompatan seolah memikul dua beban sekaligus: ambisi menang dan misi unjuk kesiapan. Ajang ini pun bertransformasi menjadi ruang pembacaan kekuatan terbaru loncat indah nasional.
{{imageId:382467}}
Sepanjang tiga hari kompetisi, total 108 atlet mewakili beragam provinsi memadati papan loncat dan menara diver. Angka tersebut menahbiskan IOAC 2025 sebagai kompetisi akuatik dengan partisipasi terbanyak dalam beberapa tahun terakhir. Atmosfer di tribune dan pool deck pun dipenuhi hiruk evaluasi, bukan sekadar selebrasi.
Event ini turut disorot sebagai laboratorium regenerasi atlet loncat indah Indonesia. Banyak nama muda yang meledak, tampil berani di luar prediksi banyak pihak. Momentum ini menjadi penanda bahwa cabang olahraga loncat indah pelan-pelan menemukan lapisan baru kekuatan bangsa.
Pelatih Nasional Loncat Indah, Harly Ramayani menyambut positif geliat para atlet muda pelatnas maupun kelompok umur. Ia mengakui bahwa evaluasi di ajang ini memberi sinyal kemajuan, terutama dalam sisi keberanian teknik. IOAC 2025 baginya bukan hanya kompetisi, tetapi barometer masa depan.
“Saya sih gembira ya dengan hasil dari semua hasil pertandingan tiga hari ini. Yang terutama adalah kita kan memang perlu regenerasi ya,” ujar Harly Ramayani
Sebagai pejabat PB Akuatik sekaligus Wakil Tim Nasional Cabor Loncat Indah, Harly menegaskan jumlah atlet bertalenta terus meningkat.
- tvOnenews.com/Ilham Giovani Pratama
Menurutnya, sudah banyak atlet belia yang berani mengambil loncatan dengan difficulty tinggi, sesuatu yang dulu hanya dilakukan segelintir senior. Tren ini memperlihatkan progres mental dan teknis diver muda Indonesia.
Kelompok umur B dan A, yakni rentang usia 14 hingga 18 tahun, menjadi sorotan utama dalam evaluasi lanjutan pelatnas.