- Algerian Olympic and Sports Committee
IOC Dilaporkan Perketat Syarat Atlet Putri Olimpiade untuk Hindari Peserta 'Transgender' Lawan Perempuan Tulen
Jakarta, tvOnenews.com - Komite Olimpiade Internasional (IOC) berencana memperkenalkan kebijakan baru agar atlet transgender tak melawan atlet perempuan tulen. .
Aturan ini kabarnya akan mencakup atlet dengan perbedaan perkembangan jenis kelamin (DSD).
IOC saat ini mengizinkan badan pengatur masing-masing cabang olahraga untuk menentukan kelayakan atlet "transgender".
Namun, laporan menyebut bahwa kepemimpinan baru di IOC akan menerapkan aturan yang lebih ketat untuk melindungi kategori kompetisi perempuan.
Dilansir dari laman Dallas Express, Presiden IOC Kirsty Coventry menyuarakan dukungannya terhadap perubahan tersebut awal tahun ini, menekankan pentingnya menjaga keadilan.
"Kami memahami bahwa akan ada perbedaan tergantung pada cabang olahraganya, tetapi sangat jelas dari para anggota bahwa kami harus melindungi kategori putri, pertama dan terutama untuk memastikan keadilan," kata Coventry.
"Tetapi kami perlu melakukannya dengan pendekatan ilmiah dan melibatkan federasi internasional yang telah melakukan banyak pekerjaan di bidang ini," katanya.
IOC dilaporkan akan mengumumkan kebijakan terbaru ini pada sidang bulan Februari menjelang Olimpiade Musim Dingin Milan-Cortina 2026 di Italia.
Keputusan ini menyusul presentasi minggu lalu oleh direktur medis dan ilmiah IOC, Jane Thornton yang menunjukkan data bahwa pria tetap memiliki keunggulan fisik bahkan setelah menjalani supresi testosteron.
Sumber IOC menyebut data tersebut sangat ilmiah dan tanpa didasari oleh emosi apapun.
"Kelompok kerja masih melanjutkan diskusi tentang topik ini dan belum ada keputusan yang diambil. Informasi lebih lanjut akan diberikan pada waktunya," kata sumber IOC tersebut.
Kasus transgender tak melulu soal pergantian jenis kelamin secara sengaja. Tapi juga bagi para atlet yang menyandang DSD, dimana memiliki sifat maskulin tapi dibesarkan sebagai perempuan.
Isu ini menarik perhatian setelah Imane Khelif dari Aljazair dan Lin Yu-Ting dari Taiwan memenangkan medali emas di divisi tinju putri di Olimpiade Paris 2024, meskipun sebelumnya gagal dalam tes gender.
Atas kemenangan tersebut dunia pun bereaksi termasuk dengan Federasi Tinju Dunia telah memberlakukan tes gender wajib. Organisasi tersebut mengumumkan bahwa Khelif harus menyelesaikan tes sebelum bertanding kembali. (hfp)