Blak-blakan, Megawati Hangestri Ungkap Beban Latihan di Korea dan di Indonesia: Latihan di Korea Sampai Nangis, Kalau Disini Latihan Sehari Langsung....
tvOnenews.com - Megawati Hangestri Pertiwi angkat bicara setelah menerima kritik pedas dari warganet terkait performanya yang dinilai kurang maksimal dalam dua laga final four PLN Mobile Proliga 2025.
Ia membongkar betapa beratnya proses latihan yang dijalankan selama berada di Korea Selatan bersama Red Sparks, tim yang ia bela di Liga Voli Korea (V-League).
Selama tiga bulan penuh, Megawati menjalani latihan intensif dan keras di Negeri Ginseng demi tampil optimal sepanjang musim.
"Kalian tahu bagaimana perjuangan aku latihan tiga bulan di Korea, latihan sampai nangis-nangis. Jadi jangan asal menghujat," ungkap Megawati dalam unggahan Instagram yang dikutip dari Indotoday, Rabu (7/5/2025).
Hasil dari latihan panjang tersebut terlihat nyata. Megawati tampil konsisten dan menjadi andalan Red Sparks hingga berhasil membawa tim itu ke final Liga Voli Korea.
Meski akhirnya harus mengakui keunggulan Pink Spiders dengan skor 2-3 di partai puncak awal April lalu, penampilan Megawati menuai pujian di Korea.
Tak hanya dari pelatih dan penggemar lokal, media olahraga Korea pun kerap menyoroti kekuatan smash dan semangat bertanding Megatron, julukan Megawati.
Namun saat kembali memperkuat Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia di putaran final Proliga 2025, Megawati menghadapi situasi yang jauh berbeda.
Setelah absen pada dua seri awal di Kediri dan Semarang karena cedera, ia baru tampil pada seri ketiga di Solo, 1-4 Mei 2025. Waktu persiapan yang sangat terbatas menjadi hambatan tersendiri.
Megawati mengaku hanya sempat berlatih satu hari sebelum tampil di laga penting tersebut.
“Saya tidak latihan selama 20 hari, hanya latihan satu hari sebelum main di final four Proliga,” ujarnya.
Kondisi ini tentu kontras dengan persiapannya di Korea, yang memberinya waktu dan fasilitas optimal untuk beradaptasi dengan pola latihan dan taktik tim.
- Instagram - Megawati Hangestri Pertiwi
Sementara di Proliga, Megawati langsung turun bertanding tanpa proses pemulihan yang cukup. Hal ini menjadi salah satu penyebab performanya tidak sebaik saat di Red Sparks.
Meski begitu, kontribusinya tetap terlihat. Dalam dua laga yang dijalani Petrokimia, Megawati menyumbang total 16 poin.
Timnya memang kalah 2-3 dari Jakarta Pertamina Enduro, namun menang meyakinkan 3-0 atas Jakarta Electric PLN.
Ia pun menanggapi hujatan publik dengan nada tegas, “Saya dituntut main bagus meski hanya berlatih satu hari, ya mustahil. Jangan menghujat,” ucapnya.
Pelatih Petrokimia, Jeff Jiang, turut memberikan penjelasan. Ia menyebut kondisi Megawati saat di Solo masih belum pulih sepenuhnya.
“Kondisinya masih 60-70%. Kita semua berharap dia dapat bermain secepatnya,” ujar Jeff saat diwawancarai pada seri Semarang, 24-27 April 2025.
Perbedaan utama antara pengalamannya di Korea dan Indonesia adalah pada sistem latihan serta dukungan tim.
Di Red Sparks, Megawati mendapatkan jadwal latihan disiplin, pemulihan intensif, dan program peningkatan performa.
Sementara di Proliga, ia harus kembali cepat setelah cedera dan langsung tampil tanpa cukup latihan.
Kasus ini memperlihatkan tantangan besar yang dihadapi atlet profesional saat harus berpindah kompetisi antar negara dengan sistem yang berbeda.
Megawati adalah contoh nyata bahwa performa tidak bisa dilepaskan dari kualitas persiapan yang matang. (udn)