- via Sekolah Umroh
Mengenal Puasa Arafah, Puasa Hari Ke-9 Di Bulan Dzulhijjah dan Keutamaannya
tvOnenews - Bulan Dzulhijjah atau yang akrab kita sebut dengan bulan Haji, merupakan salah satu bulan yang diistimewakan dalam Islam.
Bulan Dzulhijjah termasuk satu dari 4 asyhurul hurum atau bulan-bulan yang diagungkan oleh Allah SWT bersama dengan bulan Dzulqa’dah, Muharram dan Rajab.
Pada bulan ini, setiap amalan ibadah yang dikerjakan memiliki keutamaan yang lebih baik dibanding hari-hari biasa. Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah adalah puasa Arafah di hari kesembilan bulan Dzulhijjah.
Keutamaan melaksanakan puasa Arafah adalah menghapus dosa selama dua tahun bagi siapapun yang menjalankannya. Yaitu satu tahun sebelumnya dan satu tahun yang akan datang.
Dari Abu Qatadah ra. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa Arafah, beliau menjawab, “Puasa Arafah menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang…” (HR. Muslim)
Dilansir dari laman NU Online Jawa Barat, para ulama memasukkan puasa Arafah ini ke dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan (muakkad).
Selain itu, keutamaan melaksanakan puasa Arafah juga dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi,
“Dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘(Keutamaan) Puasa hari Arafah seperti puasa 1000 hari (di luar hari Arafah),’” (HR Baihaqi)
Sejarah puasa Arafah
Dianjurkannya puasa Arafah merupakan hikmah dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang menyembelih putranya Nabi Ismail ‘alahis salam atas perintah Allah.
Perintah menyembelih tersebut didapatkan Nabi Ibrahim as. melalui mimpi. Saat itu Nabi Ismail as. memasuki usia remaja. Mimpi tersebut datang selama dua hari berturut-turtu, yakni pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.
Karena itu merupakan perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim melaksanakannya tanpa ragu. Ia kemudian menemui Nabi Ismail untuk memberitahukan perintah tersebut pada 9 Dzulhijjah, yang kemudian dikenal dengan hari Arafah.
Nabi Ismail as. merupakan seorang anak yang patuh dan berbakti kepada orang tuanya, dan juga taat kepada Allah. Sehingga ia menerima perintah penyembelihan tersebut dengan ikhlas.
Tepat tanggal 10 Dzulhijjah. Nabi Ibrahim melakukan penyembelihan terhadap putranya Nabi Ismail. Namun, saat itu juga Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba dari surga.
Peristiwa tersebut kemudian yang memberikan hikmah anjuran untuk melaksanakan puasa Tarwiyah, termasuk puasa Arafah, dan juga penyembelihan qurban. Tujuannya agar umat Muslim senantiasa mengingat dan taat kepada Allah SWT. (Mzn)