Cara Menyikapi Suami Celetuk Kata-kata Menyakitkan saat Hubungan Intim Bikin Istri Tersinggung Menurut Ulama

tvOnenews.com - Hubungan intim merupakan momen paling sakral. Biasanya suami istri melakukannya secara privat demi menjaga dan membangun sakinah dalam rumah tangga.

Sayangnya saat momen hubungan intim, beberapa suami kadang-kadang mengeluarkan celotehan berupa celetukan. Meski hanya bersifat spontan, justru kata-kata tersebut bisa menyakitkan hati istri. 

Tujuan hubungan intim yang semulanya menciptakan harmonis, justru menjadi pertengkaran. Biasanya celotehan tersebut berupa komentar suami terhadap fisik hingga candaan berlebihan kepada istri.

Merujuk dari tafsir Surat An-Nisa Ayat 19, para ulama memberikan pandangan bahwa, lisan harus dijaga, khususnya saat melakukan interaksi dengan pasangan. Hal itu bertujuan untuk menjaga adab pernikahan.

Merujuk dari kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali tentang adab suami-istri, hubungan intim secara psikologis di mana seorang istri masuk dalam kondisi tidak stabil. Aktivitas ini menjadi titik paling rentan seorang istri selalu merasa emosional.

Celetukan bersifat membangun tetapi juga bisa merendahkan istri. Kata-kata yang merendahkan bisa berdampak istri merasa tidak dihargai.

Selain itu, celetukan bersifat negatif juga dapat menghilangkan kepercayaan diri. Seorang istri juga akan mendapatkan luka batin yang membekas akibat celetukan suami.

Para ulama, khususnya Imam Al-Ghazali menyampaikan dalam fikihnya bahwa, seorang suami menyakiti istri, istri melukai suami merupakan bentuk perbuatan dzalim. Hal itu juga menjadi larangan dalam syariat.

Cara Bijak Menyikapi Celetukan Menyakitkan dari Suami kepada Istri saat Hubungan Intim

1. Ustaz Hilman Fauzi

Ustaz Hilman Fauzi menjelaskan cara istri menyikapi celetukan dari suami. Khususnya bagi mereka yang merasa tersakiti ketika berhubungan intim dengan pasangannya.

Penjelasan ini bermula dari seorang jemaah perempuan bertanya kepada Ustaz Hilman Fauzi. Kata jemaah tersebut, dirinya merasa sakit saat mantan suami celoteh lebih suka menikmati wanita lain.

Selepas itu, jemaah perempuan ini mengalami KDRT. Ia pun memutuskan cerai dengan mantan suaminya.

Menurut Ustaz Hilman Fauzi, langkah tersebut sudah sangat tepat. Ia melihat seorang istri yang tidak tahan atas perbuatan menyakitkan dari suaminya, berhak memutuskan cerai.

"Jawabannya tidak berdosa untuk meminta berpisah dari keadaan suami yang mau memperbaiki diri dan berubah dengan segala kesalahan," ujar Ustaz Hilman Fauzi dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Nasihat Qolbu, Senin (24/11/2025).

Ustaz Hilman Fauzi mengatakan bahwa, definisi rumah tangga sangat sederhana. Seorang suami istri harus menjaga hubungannya agar tidak terjadi perpecahan.

Menurutnya, cara menyikapi dalam perpecahan, yakni harus memberikan perasaan mendalam kepada pasangan. Selain itu, istri juga memiliki tugas agar suaminya menjaga sikap, tujuannya adalah menumbuhkan rasa cintanya.

"Tidak boleh ada cinta bertepuk sebelah tangan. Tidak boleh ada perasaan yang kita menghadirkan sendirian, tapi pasangan kita tidak mengantarkan perubahan," tuturnya.

Ia memahami betul cara tersebut tidak enteng. Seseorang akan melakukan tugas itu dengan berat, apalagi jika ada pasangan yang sangat susah untuk merubah sikapnya.

Lantas, bagaimana kalau mendapatkan suami yang begitu keras? Ustaz Hilman Fauzi menyarankan perceraian sebagai jalan terakhirnya. Catatan tersebut dengan syarat apabila pasangan telah berbuat dzalim dan tidak bisa ditolerir lagi.

"Sebagai seorang istri, kita harus mempunyai sesuatu menjaga diri kita. Kita punya hak, namanya hulu atau menggugat cerai," jelasnya.

2. Pandangan Para ulama

Merujuk dari referensi kitab Madarij As-Salikin karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dan buku Adab Az-Zifaf karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, berikut cara menyikapi suami yang menyakiti saat hubungan intim dengan istri:

- Menahan Emosi dan Tidak Merespons Saat Itu Juga
- Sampaikan Perasaan Setelah Suasana Tenang
- Jelaskan Dampak Ucapannya dengan Contoh
- Dorong Suami Menjaga Adab Intim

Jika ucapan suami sudah masuk kategori penghinaan, maka seorang istri bisa meminta bantuan. Orang-orang yang tepat memberikan saran terkait keutuhan rumah tangga, antara lain ustadzah, konselor hingga lembaga keluarga.

(hap)