- unsplash/ Rumman Amin
Hikmah Idul Fitri, Rasakan Kenikmatannya
{ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُواْ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُواْ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ } [الحجرات:10
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.
Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq ‘alayh). Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alayh) .
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pula bahwa Idul Fitri bisa juga diartikan kembalinya kita kepada keadaan suci, atau keterbatasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam kesucian (fitrah).
Hikmah Idul Fitri
Hikmah Idul Fitri seperti dikutip dari NU Online akan didapatkan oleh orang-orang yang kembali kepada fitrahnya setelah satu bulan berperang melawan hawa nafsu. Seorang muslim yang kembali ke fitrahnya akan memiliki sikap-sikap teladan, seperti:
- Istiqomah memegang agama tauhid yaitu Islam. Ia akan tetap berkeyakinan bahwa Allah itu maha Esa dan hanya kepadanya kita memohon.
- Dalam kehidupan sehari-hari, dirinya akan selalu berbuat dan berkata yang benar, walaupun itu pahit.
- Ketiga, dirinya akan tetap berlaku sebagai hamba Allah yang selalu taat dan patuh kepada perintah-Nya.
Namun, bila ketiga ciri fitrah tersebut tidak tampak pada diri seorang muslim mulai di hari fitri dan hari-hari berikutnya, maka ujian yang telah dilakukan selama Ramadhan tidaklah berhasil, karena dirinya tidak mampu kembali kepada fitrahnya. Wallahu a'lam bish-shawabi(awy)