- Kolase Instagram & Antara
Kisah Mualaf Silvio Escobar, Pemain Naturalisasi yang Tak Pernah Sekalipun Bela Timnas Indonesia dan Takut Disunat, Cerita Mengapa Peluk Agama Islam
tvOnenews.com - Silvio Escobar, sosok pemain naturalisasi yang belum pernah memperkuat Timnas Indonesia ini punya kisah perjalanan mualaf.
Silvio Escobar dikenal sebagai pemain naturalisasi yang memiliki kisah mualaf di Indonesia.
Sebagai pemain kelahiran asal Paraguay, Silvio Escobar tentunya lahir dari keluarga bukan pemeluk agama Islam.
Setibanya di Indonesia, Silvio Escobar juga memperoleh fitrah agama Islam selain berkarier sebagai pesepak bola profesional.
Perjalanan Lucu dari Paraguay-Indonesia
- Tangkapan layar YouTube Sport77 Official
Dalam sesi perbincangan YouTube Sportcast 77, Silvio Escobar mulanya menceritakan awal perjalanannya menuju Indonesia.
Saat itu, Silvio Escobar masih sebatas sebagai pemain sepak bola di klub-klub yang bercokol di berbagai tingkatan Liga Paraguay.
Escobar dapat sodoran kontrak dari sebuah klub di Liga 2, ia pun dengan senang hati menerimanya.
"Itu sebenarnya sedikit lucu ya. Saya datang dadn teken kontrak bersama tim Liga 2 di Paraguay. Saya balik, sebelum sampai malah (bos klub Liga 2) hubungi lagi," ungkap Silvio Escobar dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Sport77 Official, Kamis (2/10/2025).
Bos klub Liga 2 itu tanpa muluk-muluk mengatakan tawaran tersebut mengarahkan ke klub di Indonesia, Escobar juga tak berpikir panjang menerimanya.
"Saya waktu itu nggak dikasih tahu klubnya (yang dibela) apa. Saya beli tiket aja, tiga hari lagi berangkat. Saya juga nggak tahu di mana itu Indonesia," jelasnya.
Istilahnya mengambil keputusan lebih dulu namun tidak tahu tujuan, sehingga ia pun bertanya kepada Alfredo Cano, rekannya yang berkarier di Indonesia.
Escobar kaget rekannya melarang ke Indonesia, jika ia ke sana pasti akan bermain tarkam.
Pemain itu akhirnya bertanya kepada keluarga, ia bikin keputusan jika tidak cocok maka langsung kembali ke Paraguay.
Di perjalanan, Escobar seperti orang bingung terutama saat berada di Bandara Prancis dan Singapura, ia hanya bisa menggunakan bahasa Spanyol dan Guarani, tapi orang-orang di sana berbahasa Inggris.
"Ke Singapura, lebih parah lagi saya bingung (bahasa Inggris)," katanya.