- Istockphoto/setda tangerang
Kerja di Tempat Hiburan Malam, Apakah Gaji yang Diterimanya Halal? Mamah Dedeh Ingatkan Jangan Lihat Nominalnya, tapi Dampaknya....
"Saya yakin, Anda sudah punya rumah tangga, anak dan istri. Tegakah Anda memberi makan anak dengan yang haram. Maukah Anda melihat istri yang jelalatan? Maka dari itu, jagalah dan berilah anak dan istri Anda rezeki yang halalan toyiban, maka memberi keberkahan bagi rumah tangga," tambahnya.
Lebih jauh, Mamah Dedeh menekankan agar umat Islam tidak hanya menilai besar kecilnya gaji, tetapi juga memperhatikan dampaknya.
"Jadi jangan lihat nominalnya. Jadi akibat uang haram itu banyak sekali dampaknya dalam kehidupan. Contoh, punten, ngomongnya jadi kasar. Jadi berani, yang tidak pantas diomongin jadi bahan omongan," jelasnya.
Menurutnya, uang haram tidak pernah membawa ketenangan. Besar nominal gaji justru bisa menjadikan seseorang sombong dan lalai dari syukur.
"Harusnya kita bersyukur dengan nikmat Allah, jadi sombong, merasa paling kaya, merasa paling bagus. Walaupun besar nominalnya, tapi habis tidak karuan. Lebih baik yang sedikit, tapi membawa keberkahan bagi rumah tangga kita," tegasnya lagi.
Dengan demikian, jelas bahwa penghasilan yang didapat dari pekerjaan di tempat hiburan malam, apalagi yang menjual minuman keras, termasuk rezeki yang haram.
Islam mendorong umatnya untuk segera meninggalkan pekerjaan tersebut dan mencari jalan nafkah yang halal, meskipun hasilnya lebih sedikit.
Sebab, harta halal akan menumbuhkan keberkahan, sementara harta haram akan mengundang kesempitan dan masalah dalam hidup. (udn)