- tvOneNews
Mengenal Desa Islamberg di New York, Tempat Komunitas Muslim yang Warganya Jadi Korban Rasial dan Dituduh Sarang Teroris
"Kami selalu menggelar shalat Jumat di masjid ini, dan juga mengadakan perkemahan musim panas untuk remaja," jelas dia.
"Serta mengajarkan mereka meniru cara hidup Nabi Muhammad SAW," lanjut Kepala Desa Islamberg tersebut.
Bukan tanpa alasan, sebagai umat Muslim, warga Islamberg memperkokoh imannnya dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Salah satu contohnya yakni kerap mengisi kegiatannya dengan bercocok tanam hingga menggiatkan peternakan.
Seperti diketahui, Rasulullah SAW di semasa hidupnya juga selalu berdagang, kegiatan tersebut sangat dianjurkan dan menjadi sunnah beliau.
Ia mengatakan, anak-anak di Desa Islamberg juga sangat beruntung bisa dapat pendidikan pembekalan tentang ilmu Al-Quran dan hadis riwayat Rasulullah SAW.
"Kami para orang tua mengajarkan anak-anak kami tentang Al-Quran dan hadis," tandasnya.
Di balik kemakmurannya meneguhkan ajaran agama Islam, warga Islamberg pernah menjadi korban rasialisme.
Mereka menjadi sasaran empuk ujaran kebencian yang digencarkan oleh kelompok kanan AS.
Blog Freedom Daily pernah melaporkan hasil klaim terkait penggerebekan terparah terjadi di Islamberg.
Usut punya usut, sasaran aksi penggerebekan tersebut merupakan perintah langsung dari Presiden AS, Donald Trump.
Trump pernah menyebut "mimpi buruk paling parah buat Amerika". Artinya, Islamberg merupakan desa sebagai kamp pelatihan Jihad menjadi teroris.
Geng motor American Bikers Against Jihad juga pernah menggeruduk Islamberg, di mana atas seruan pembakaran masjid di sana.
Seiring berjalannya waktu, warga Muslim di Desa Islamberg lebih pilih bersikap secara terbuka terhadap pemerintah.
Kehadiran Desa Islamberg pun kini mendapat pengakuan setelah adanya keterbukaan untuk menepis adanya kamp pelatihan terorisme.
(hap)