- Freepik
Memangnya Sakit Bisa Jadi Penghapus Dosa? Kata Ustaz Adi Hidayat Bisa Berkurang Asalkan...
tvOnenews.com - Menjaga kesehatan menjadi hal yang sangat penting bagi setiap manusia, sebab kesehatan merupakan nikmat berharga pemberian dari Allah.
Ketika tubuh mengalami sakit, pasti memerlukan biaya pengobatan yang tidak sedikit.
Namun, ada sebagian orang yang meyakini bahwa ketika seseorang jatuh sakit, maka dosa-dosanya akan dihapuskan.
Lalu, benarkah penderitaan akibat sakit bisa menjadi penghapus dosa di sisi Allah?
Orang Sakit Dosanya Diampuni Allah
Dilansir tvOnenews.com dari tayang YouTube Adi Hidayat Official, Allah memberikan berbagai macam ujian kepada manusia agar mereka senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, dan salah satu bentuk ujian itu adalah sakit.
Sakit dapat menjadi sebab seseorang memperoleh ampunan dari Allah SWT karena di saat itu, ia banyak berdoa dan memohon ampun.
“Betapa banyak orang sakit menyebut nama Allah terus mendekat, berdoa, karena itu ampunan diturunkan,” ungkap Ustaz Adi Hidayat pada tayangan YouTube miliknya.
- Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official
Namun, jika seseorang yang sedang sakit tidak lagi mampu memohon ampun, maka perlu dilihat kembali kondisi ruhnya—apakah masih dalam keadaan sehat atau tidak.
Sebab, kesehatan tidak hanya terbatas pada jasmani, melainkan juga mencakup akal dan ruh.
“Bukan cuma ruh, mungkin fisik sehat, akal sehat, tapi ruhnya tidak sehat, ini masalah,” ujarnya.
Terdapat tiga aspek yang menjadi indikator seseorang dinyatakan benar-benar sehat, yaitu, tubuh bugar, akal waras, serta ruh yang bersih.
Kesehatan ruh sangat berperan penting karena memengaruhi kejernihan akal dan ketahanan fisik.
“Seperti halnya fisik butuh makanan, akal butuh makanan, ruh juga butuh makanan. Karena ruh itu sumbernya dari Allah, hanya Allah yang tahu (makanannya). Allah yang siapkan menunya,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Sama halnya seperti tubuh dan pikiran, ruh juga memerlukan makanan agar tetap sehat. Namun, jenis makanannya berbeda.
Jika fisik dan akal bisa memperoleh asupan dari hal-hal umum yang tersedia untuk semua orang, baik orang yang beriman maupun tidak, seperti makanan dan ilmu pengetahuan. Maka ruh hanya bisa terisi dengan amalan ibadah.