- Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV
Sebenarnya Hukum Kurban untuk Orang Meninggal Dunia Boleh atau Tidak dalam Islam? Kata Buya Yahya Sebaiknya...
Walau demikian, Buya Yahya menegaskan bahwa, langkah tersebut juga tetap mengandung pahala besar, baik pemberi maupun penerimanya.
Lebih lanjut, Buya Yahya menyinggung soal amal jariyah hanya perkara membeli hewan kurban dengan atas nama orang lain.
"Adapun amal jariyah itu adalah bukan dalam bentuk kurban itu. Istilahnya, amal yang terus mengalir, misalnya membangun pesantren, masjid itu mengandung jariyah (pahala) tidak terputus," bebernya.
Buya Yahya menganggap jika membangun sesuatu yang bermanfaat diperuntukkan orang meninggal dunia, maka pahalanya terus mengalir.
Kurban hanya sebatas masuk dalam jenis amal qasirah di mana mengandung pahala dari ibadah qasirah. Maksudnya, keutamaan yang didapatkan hanya sebatas di kurban, tanpa mengalir terus-menerus.
"Tapi tidak perlu diremehkan! Umrah ya sudah umrah selesai, kalau haji ya sudah selesai, kalau shalat juga selesai, misalnya saya meninggal itu enggak ada ibadah shalatnya," imbuhnya lagi.
"Jadi, amal jariyah bukan bab kurban tapi kurban mendapatkan keutamaan pahala, apalagi mengurbankan untuk orang tua ada bakti di dalamnya, ada sedekah di dalamnya," tandasnya.
Dalam penutup ceramahnya, Buya Yahya hanya berpesan sebaiknya kurban untuk diri sendiri jauh lebih baik ketimbang untuk orang meninggal dunia.
"Kalau ada kambing lebih bolehlah setelah itu, Anda bisa berkurban untuk orang tua Anda," tutupnya.
(hap)