- Tangkapan Layar/Instagram Jokowi
Viral! Jokowi Berdoa di Depan Peti Mati Paus Fransiskus, Ini Pandangan Islam Menurut Ketua PWNU Jatim
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰ أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِ ۖ
"Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya." (QS. Tawbah: 84)
Maka menurutnya, selama tidak mendoakan ampunan, seperti mendoakan sabar untuk keluarga maka hal itu boleh-boleh saja.
“yang tidak ada kaitan dengan Rahmat dan akhirat maka boleh-boleh saja,” jelasnya.
“Sementara persoalan mendoakan di alam akhirat atas keyakinan mereka tentu cukup didoakan oleh tokoh agama masing-masing. Prinsip di bagian doa ampunan dan ibadah adalah "Lakum dinukum wa liya Din",” lanjutnya.
Sementara untuk non muslim yang sudah meninggal ia mengaku menyebut dengan kata "Mendiang", bukan almarhum atau almarhumah.
“Sebab memiliki arti yang mendapat Rahmat, yang menurut saya sudah ranah doa ibadah. Untuk Rest in peace saya belum sepenuhnya mengamalkan ungkapan ini. ” tandasnya.
KH Ma’ruf Khoizin lalu menjelaskan bahwa jika ada teman non muslim yang meninggal, ia menyarankan cukup ucapkan belasungkawa.
“Ketika ada teman saya yang non muslim atau keluarganya yang meninggal saya cukup mengucapkan turut berbelasungkawa atau berduka untuk keluarga yang masih hidup,” ujarnya.
Ia lalu menilai, jika Jokowi hanya berdiri tentu tidak akan disorot, namun menurutnya itulah karakter Jokowi yang selalu meninggalkan jejak yang kerap menjadikannya sorotan.
“Andaikan beliau sekedar maju berdiri di dekat peti dan tidak mengangkat tangan maka tidak akan ada perdebatan di medsos. Tapi bukan tipikal Pak Jokowi bila tidak meninggalkan jejak pro-kontra.” tutupnya. (put)