- Antara
‘Cahaya dari Sang Paus’ Menag Nasaruddin Umar Kenang Sosok Pribadi Paus Fransiskus hingga Pertemuannya di Indonesia
Saat mendengar kabar duka, ia merasa sangat sedih. Nasaruddin teringat saat Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia dan menemuinya.
Dilansir dari salah satu media ternama Indonesia, Kompas TV, Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus merupakan sosok orang yang sederhana.
Bahkan saat kedatangannya ke Indonesia, justru Paus banyak menyampaikan permintaan yang meringankan.
“Kami kaget juga bahwa permintaan beliau itu (saat datang ke Indonesia) banyak, bukan merepotkan tapi justru untuk meringankan,” ungkap Nasaruddin pada tayangan Kompas TV.
“Pertama permintaannya tidak ingin menggunakan mobil mewah. Kami tawarkan Alphard, ternyata itu masih dianggap mewah makanya pakai mobil yang murah, mobil kecil,” ujarnya.
“Kemudian tidak ingin menggunakan hotel berbintang, akhirnya dia juga tidurnya di Kedutaan Vatikan. Dia juga tidak ingin menggunakan tenda yang mewah, padahal kita sudah mau menyiapkan tenda VVIP di depan Istiqlal,” lanjutnya.
- Antara
Begitu juga dengan makanan, Menteri Agama mengungkapkan Paus tidak meminta sajian makanan yang mewah.
Bahkan, seluruh accessories yang ia kenakan sungguh sederhana walaupun dikenal sebagai orang nomor satu dalam kepercayaan Katolik di dunia.
“Beliau tidak menggunakan accessories yang semewah itu, padahal dia orang nomor satu di Katolik,” kata Nasaruddin.
Nasaruddin juga menilai Paus memiliki aura yang sangat positif, bahkan selalu terlihat tersenyum dan tertawa.
“Selain itu, bahasa tubuhnya atau body language, wajahnya coba lihat selalu tertawa. Saya terkesan energinya, auranya positif sekali. Jangan-jangan dia nggak pernah marah,” kata Nasaruddin.
Melihat karakter Paus Fransiskus, Mantan Wakil Menteri Agama di era Susilo Bambang Yudhoyono ini berpesan kepada para tokoh agama untuk mencontoh pribadi Paus Fransiskus.
“Figur yang seperti ini jadi pelajaran buat kita tokoh umat beragama tidak harus menampilkan diri dengan mewah untuk menyampaikan gagasan besar,” jelasnya.
“Justru kesederhanaan itu akan melahirkan pesan yang lebih monumental dan membuat orang lain terkesima,” terusnya.
- Antara