- iStockPhoto
Orang Tua Makin Resah Anaknya Jadi Korban Bullying di Pesantren, Cara Menghadapinya Begini Kata Buya Yahya
Menurut Buya Yahya, orang tua jangan terlalu mempercayai omongan atau curhatan dari anaknya, dengan catatan tetap memberikan kepedulian atas keresahan dari buah hatinya.
"Yang jadi masalah adalah seorang bapak enggak mau dengar omongan anak, itu enggak boleh begitu, atau semua omongan anak langsung ditelan mentah-mentah. Namanya anak kadang ngomong bermanja-manja," jelas Buya Yahya.
Buya Yahya mencontohkan mengapa orang tua tidak terlampau percaya, misalnya ada anak hanya mengalami hal sepele langsung mengadu dan membuat orang tuanya merasa geram.
"Jadi, tolong sebagai orang tua yang bijak di saat ada anak itu mengadu jangan juga Anda menanggapi dengan ekspresi yang mengajarkan kebencian kepada gurunya," terangnya.
"Jadi, tidak kita tolak, tidak kita abaikan, tapi juga tidak kita telan mentah-mentah. Akan tetapi, gampang mendengar juga bahaya," sambungnya.
Pendakwah kelahiran asal Blitar itu menuturkan, orang tua yang sangat mudah mendengar curhatan dari anak yang mendapat masalah sepele.
Menurutnya, tidak semua anak menjadi korban bullying, tetapi terkadang mereka lebih dulu menciptakan suasana kekisruhan, sehingga mendapat balasan keras dari teman-temannya.
"Seolah-olah dia dibully terus, padahal dia mungkin yang mulai. Kita perlu dibuktikan dulu sebagai orang tua harus bijak semacam itu," tegasnya.
Jika anaknya benar-benar menjadi korban bullying dan kekerasan, kata Buya Yahya, langkah orang tua yang bijak boleh langsung mendatangi pesantren untuk meminta keterangan lebih lanjut.
"Ini Anda ingin membangun tetapi bukan karena egois dan hanya membenahi anaknya saja. Sebab, kalau anaknya dibully, sementara sekolahnya membiarkannya berarti ini sekolahnya enggak benar," paparnya.
"Anda bisa datang ke sekolah kemudian diskusi dengan kepala sekolah, pengurus, dan sebagainya, tetapi dengan tulus karena Allah SWT. Berarti Anda orang hebat ingin buat perubahan, bukan langsung marah," lanjutnya menerangkan.
Bagi Buya Yahya, orang tua yang memperjuangkan hak anaknya akan ketiban pahala seluas samudera, sebagaimana pembuktian cara menolong buah hatinya agar tetap nyaman di pesantren.
"Pada akhirnya, anak Anda akan tertolong juga, tapi jangan egois hanya pengin nolong anaknya saja, itu enggak benar. Anak diganggu dia marah, tapi orang lain diam saja," bebernya.