- Kolase iStockPhoto & Tangkapan layar YouTube Malam Mencekam
Kesaksian Spiritual Teh Desi, Mati Suri 3 Hari Dituntun Kakek Nenek Lihat Jutaan Manusia di Alam Gaib, Dia Bilang...
tvOnenews.com - Teh Desi, wanita asal Cirebon menceritakan perjalanan spiritual mengalami mati suri selama 3 hari yang begitu mencekam.
Siapa sangka, saat mengalami mati suri, Teh Desi merasa khawatir melihat jutaan manusia berseliweran terjadi di alam gaib. Fenomena tersebut membuat ia sadar bahwa kematian begitu mengerikan.
Teh Desi membagikan pengalaman ketika mati suri, ia dituntun sosok dua orang berwujud kakek dan neneknya yang begitu kaku saat melihat jutaan manusia berseliweran di alam gaib.
Lantas, seperti apa kisah Teh Desi saat mati suri 3 hari? Simak ceritanya di bawah ini!
- iStockPhoto
Teh Desi Mati Suri saat Koma 3 Hari
Dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Malam Mencekam, Sabtu (12/4/2025), Teh Desi bercerita kepada Mang Ai selaku host podcast YouTube Malam Mencekam tentang perjalanannya saat mati suri.
Akan tetapi, Teh Desi mengklarifikasi lebih dulu bahwa, ceritanya tidak mengada-ngada dan hanya berbagi kisah agar tak menyepelekan namanya kematian.
"Ini adalah perjalanan spiritual saya, cuma saya takut Mang Ei saya dianggap penonton atau netizen saya seperti kok riya, halu begini, tapi percaya deh yang saya ceritain ini banyak banget pesan moralnya, saya ingin mengedukasi tetapi juga untuk kita sendiri karena kita akan mengalami (kematian)," ujar Teh Desi.
Lebih lanjut, Teh Desi menjelaskan saat mati suri berawal dari koma karena penyakit penyumbatan pembuluh darah atau koroner pada 2005 yang sebenarnya sudah berlangsung lama sejak 1997.
Pada suatu malam, Teh Desi jatuh pingsan setelah bangun tidur untuk ke kamar mandi di pertengahan malam. Ia merasa hanya sebentar tetapi sebenarnya sudah 2-3 hari.
Ayahnya langsung membawa Teh Desi ke rumah sakit di Cirebon yang baru beroperasi. Ia di sana hanya dirawat di ruang inap saat koma selama 3 hari.
Kondisi inilah menjadi cikal bakal Teh Desi mengalami perjalanan spiritual di mana ia mati suri dan pengalamannya tidak bisa dirasakan oleh semua orang.
Lihat Jasad Sendiri saat Roh Terpisah
Saat koma, Teh Desi sebenarnya masih mengigau setiap sadar, namun ia tidak merasakan sudah terbangun kala itu karena sedang berada di zona merasakan ada hawa dingin yang datang di sekitarnya.
"Hawa dingin inilah yang membuat saya bangun, saya sempat melek tapi gelap semuanya. Ini tidak pernah ditemui ketika saya di dunia, akhirnya saya tiba-tiba menengok ke belakang," jelasnya.
Teh Desi merasakan seperti diangkat sesuatu dengan kondisi yang begitu dingin sekali. Ia merasa terkejut melihat jasadnya sendiri dan suasana di ruang inap tersebut.
"Sampai akhirnya tiba-tiba saya sadar dan bangun karena mata saya di ujung itu melihat ada cahaya. Saya merinding karena cahaya itu putih, bersih, bersinar dan tidak pernah ditemui di dunia. Bentuknya seperti pintu huruf U," terangnya.
"Waktu saya lihat ke depan ke atas itu tidak ada ujungnya sama sekali. Saya sadar yang diinjak ini bentuknya semua hitam dan di depan saya ada perbatasan ke tempat cahaya seperti batu batas tersusun tangga," sambungnya.
Dibawa Sosok Berwujud Kakek dan Neneknya
Teh Desi melanjutkan ketika di tempat gelap tersebut, ia tiba-tiba dipegang oleh sosok berwujud kakek dan neneknya yang akan menuntun ke suatu tempat dipenuhi jutaan manusia.
Namun, Teh Desi merasa heran kedua sosok tersebut tidak merespons apa pun dengan kondisi bak manusia yang kaku tanpa memiliki pandangan dan pikirannya sedang kosong.
"Kakek saya pandangannya lurus ke depan, beku, tidak ada ekspresi, bola mata tidak bergerak sama sekali. Nenek pun sama. Saya bilang 'aki, nek, saya dimana apa itu?', kakek nenek tidak menjawab sepatah kata," imbuhnya.
Teh Desi menjelaskan setelah kondisi tersebut, ia melihat tempat dipenuhi awan dan suasananya sangat bersih dan bersinar dan tidak pernah ada di dunia.
Lihat Jutaan Manusia di Alam Ghaib
Menurut Teh Desi, tempat tersebut seolah-olah alam ghaib. Suasananya juga membuat ia heran dan terkejut ketika melihat jutaan manusia di sana.
"Itu ribuan entah jutaan manusia, mereka berseliweran jalan tanpa arah tetapi mereka tidak melayang. Anehnya, tidak saling menabrak, bersenggolan," tuturnya.
Teh Desi mulai merasa ketakutan tetapi juga penasaran. Ia mengaku tidak mengetahui wujud jutaan manusia tersebut seolah-olah memiliki rupa yang sama sambil berseliweran tanpa arah.
"Saya sampai pusing sendiri, pada akhirnya saya tanya lagi sama kakek nenek. Mereka tetap enggak bicara dan pandangannya semua tetap seperti semula," tegasnya.
Ketakutan Teh Desi telah berada di titik puncaknya, sehingga ia memberontak ingin pulang karena menyadari kondisi tersebut ada di dunia lain.
Anehnya, Teh Desi melihat ayah dan anaknya yang masih 5 tahun tidur sambil berpelukan. Ia meminta izin kepada sosok kakek dan neneknya agar dirinya dilepas dari genggaman mereka.
Teh Desi hanya memikirkan kondisi anaknya yang masih kecil karena merasa belum bisa menjadi ibu yang baik dan anak-anaknya masih membutuhkan dirinya.
"Astaghfirullahaladzim, Allahuakbar saya mau pulang, ini bukan tempat saya di sini. Saya teriak terus. Kemudian tiba-tiba pandangan kakek dan nenek saling berhadapan tapi tetap tanpa ekspresi yang menurut saya paling menakutkan," bebernya.
"Tiba-tiba mereka bilang dan kalimat ini buat keadaan semua berubah. Mereka ngomong 'ya sudah atuh silakan kalau mau pulang'," sambungnya.
Kembali ke Jasad
Teh Desi mengatakan, setelah mendapatkan izin dari kakek nenek tersebut tiba-tiba merasakan jatuh dari ketinggian untuk kembali dan menyatu kepada jasadnya.
"Saya jatuh dari ketinggian yang begitu dahsyat pas di tubuh saya yang lagi tiduran itu. Saya langsung melek mata sekitar jam 1-2 malam," sebut dia.
Kondisinya sudah sadar tetapi tidak bisa bernapas sedikit pun seolah-olah berada di ruangan hampa tanpa udara. Teh Desi langsung berteriak dan ayahnya sedang tidur tiba-tiba berdiri dan memeluknya.
Teh Desi mengatakan kondisinya belum bisa berbicara, tetapi ia memberikan isyarat setelah mengalami kejadian tersebut agar ayahnya tidak pernah meninggalkan shalat.
Ayahnya Sudah Tahu Teh Desi Mati Suri
Teh Desi keesokan harinya bercerita tentang kejadian dialami olehnya. Aka tetapi, ayahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun seolah-olah sudah mengetahui anaknya berada di dunia lain.
"Cuma beliau tidak mau mendahului karena beliau lebih senang mendengarkan anaknya curhat. Beliau hanya menyuruh tidur. Besoknya saya cerita tetapi tidak ada ekspresi kaget dari papa," katanya.
"Sebenarnya kami kan punya nasab dari leluhur. Jadi, papa saya sudah nih kayaknya anak ini bakal ngalamin begini. Setelah itu kembali normal jadi ibu rumah tangga," lanjutnya lagi.
Anugerah setelah Mati Suri
Teh Desi menjelaskan tiga bulan setelah sehat, ia bersama ayahnya pergi ke keluarganya di Bandung sebagai tempat tinggal kakak pertama dari ayahnya kerap dipanggil Uwa Dudung.
"Uwa Dudung ibaratnya punya tirakatnya kuat karena kebetulan kami punya nasab. Kemudian papa bercerita dari kejadian (mati suri) Desi," tutur Teh Desi.
Uwa Dudung pun menjelaskan mengenai kejadian mati suri tersebut. Ia mengatakan, Desi telah mengalami perjalanan spiritual di mana kehidupan setelah kematian.
"Ketika kamu diangkat itu adalah perpisahan antara roh dengan tubuh. Sebetulnya kamu tuh sudah terpisah sama badan kamu dan kamu mengalami perjalanan sesungguhnya sangat jauh. Itulah hidup, itulah dunia cuma sebentar seujung kuku juga tidak ada," jelas Teh Desi sambil mengutip ucapan Uwa Dudung.
Uwa Dudungnya menjelaskan kalau sosok kakek tersebut merupakan amal kebaikan dan neneknya yang dikiri amal buruk yang dimiliki Teh Desi.
"Kalau yang gerbang (bercahaya), Uwa Dudung bilang itulah gerbang setelah kita hidup. Kita loncat dari alam kematian cuma satu langkah, dia sebut 'Kalau kamu ngelangkah ke sana, mungkin Desi sudah tidak di dunia'," tuturnya.
Teh Desi melanjutkan Uwa Dudung mengatakan tempat dipenuhi awan itu merupakan alam setelah kematian dan jutaan manusia yang berseliweran adalah roh orang telah meninggal dunia.
"Orang-orang itu adalah roh. Mereka jalan enggak tentu arah karena menunggu doa dari keluarga, suami, istrinya dari anak-anaknya," bebernya.
Teh Desi akhirnya membenahi dirinya setelah mengalami mati suri agar selalu berpegang teguh pada kebenaran dari Allah SWT, seperti meningkatkan shalat dan ibadah lainnya.
(hap)