news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi berdoa.
Sumber :
  • iStockPhoto

Naskah Khutbah Jumat Terbaru 4 April 2025: Lebaran Bukan sekadar Perayaan Kemenangan, tapi Waktu Muhasabah Diri

Berikut bahan materi naskah khutbah Jumat singkat terbaru untuk shalat Jumat, 4 April 2025 dengan tema bertajuk Lebaran waktu terbaik untuk muhasabah diri.
Jumat, 4 April 2025 - 08:35 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Umat Islam saat ini tengah menyemarakkan hari kemenangan dalam momentum Lebaran menjadi bahan paling tepat untuk materi naskah khutbah Jumat singkat.

Melalui naskah khutbah Jumat singkat ini, umat Muslim khususnya para jemaah shalat Jumat memperoleh ilmu baru terkait Lebaran tidak hanya perayaan belaka.

Hari Raya Idul Fitri paling bermanfaat adalah menggunakan waktu Lebaran sebagai momentum untuk musabah diri. Hal ini menjadi pembahasan menarik di naskah khutbah Jumat singkat.

Materi naskah khutbah Jumat singkat tentang tema Lebaran untuk bahan khatib memanfaatkan waktu ceramah sebaik mungkin pada pelaksanaan shalat Jumat, 4 April 2025.

Oleh karena itu, tvOnenews.com akan berbagi materi naskah khutbah Jumat singkat dengan tema bertajuk "Lebaran Bukan sekadar Perayaan Kemenangan, tapi Waktu Muhasabah Diri".

Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Lebaran Bukan sekadar Perayaan Kemenangan, tapi Waktu Muhasabah Diri

Ilustrasi mendengar naskah khutbah Jumat singkat
Sumber :
  • iStockPhoto

 

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Ma'asyiral muuslimin rahimahumullah

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Pertama-tama, marilah kita senantiasa bersyukur atas kehadirat Allah SWT. Maha Pencipta segalanya yang patut kita sembah agar mendapat ridho dari-Nya.

Sholawat serta salam marilah kita senantiasa menjunjung tinggi Nabi kita, Baginda Nabi Muhammad SAW yang berjuang keras untuk menyampaikan kebenaran melalui Kitab Suci Al-Quran bahwa, Allah SWT yang sesungguhnya patut kita sembah.

Kaum muslimin rahimahumullah

Hari raya Idul Fitri adalah momen yang sangat sakral karena mengandung hari kemenangan setelah beribadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Kita saat ini masih merayakan kemenangan dengan penuh suka cita. Namun, sejatinya Lebaran bukan hanya sekadar perayaan dengan baju baru, makanan lezat, dan silaturahmi.

Lebaran juga menjadi waktu yang tepat untuk muhasabah, yaitu introspeksi diri terhadap ibadah dan amal yang telah kita lakukan selama ini.

Pertama-tama, khatib akan menerangkan secara singkat apa saja makna hakiki dari Hari Raya Idul Fitri.

Idul Fitri berasal dari kata "fitri" yang berarti suci atau kembali kepada kesucian. Setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa, kita mengharapkan bisa kembali kepada fitrah, yaitu keadaan yang bersih dari dosa.

Sebagaimana yang tertuang dalam dalil Al-Quran dari potongan redaksi Surat Al-Baqarah Ayat 185, Allah SWT berfirman:

"Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu, dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (puasa) dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah, 2:185)

Ayat ini memberikan tafsir bahwa, tujuan dari puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga membentuk pribadi yang lebih bertakwa.

Idul Fitri seharusnya menjadi titik awal bagi seorang Muslim untuk terus meningkatkan ibadah dan amal baiknya, bukan kembali kepada kebiasaan buruk sebelum Ramadhan.

Hadirin yang dilimpahkan rezeki oleh Allah

Pada momentum Lebaran sangat tepat untuk muhasabah diri setelah bulan suci Ramadhan.

Muhasabah atau introspeksi diri sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang kita alami setelah menjalani ibadah di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda:

"Orang yang cerdas adalah yang selalu menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian." (HR. Tirmidzi)

Kita sering kali bertanya-tanya terkait keabsahan ibadah selama Ramadhan. Kita dapat merenungkan beberapa hal setelah Ramadhan, antara lain:

Apakah ibadah kita selama Ramadhan menuntun agar semakin lebih dekat kepada Allah SWT? Apakah kita sudah meningkatkan kualitas akhlak dan perilaku kita saat ini?

Apakah berbagai kebiasaan baik yang tercipta selama bulan suci Ramadhan, seperti melaksanakan shalat berjamaah di masjid, membaca Al-Quran, dan mengutamakan amalan sedekah, tetap kita pertahankan?

Apabila jawabannya masih ragu-ragu, maka dari itu menjadi waktu yang terbaik untuk instropeksi sekaligus memperbaiki diri dari kekurangan kita agar terus berusaha menjadi lebih baik.

Pada kesempatan kali ini, kita masih berada di suasana Hari Raya Idul Fitri, walaupun sudah beberapa hari kita menjalani berbagai kegiatan di bulan Syawal.

Khatib menyampaikan bahwa, Lebaran sebagai momentum silaturahmi dan saling memaafkan satu sama lain.

Selain sebagai ajang muhasabah, Idul Fitri juga mengajarkan kita pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhari & Muslim)

Langkah memaafkan adalah bagian dari penyucian hati dan mempererat tali ukhuwah Islamiyah. Dengan saling memaafkan, kita dapat menjaga keharmonisan dalam keluarga dan lingkungan sekitar. 

Lebaran menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan dan menghilangkan dendam yang masih tersisa.

Sidang shalat Jumat yang diberkahi Allah

Menjaga spirit Ramadhan setelah Lebaran menjadi hal yang penting untuk tetap kita lanjutkan saat ini.

Banyak orang yang kembali ke kebiasaan lama setelah Ramadhan, padahal ibadah yang telah kita lakukan seharusnya memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa cara untuk menjaga semangat Ramadhan setelah Lebaran, antara lain adalah menjaga shalat berjamaah dan memperbanyak shalat sunnah, membiasakan diri untuk membaca Al-Quran setiap hari.

Kemudian, kita bisa melanjutkan kebiasaan bersedekah kepada yang membutuhkan, menjalankan puasa sunnah, seperti puasa enam hari di bulan Syawal.

Khatib memrasa yakin dengan menjaga kebiasaan baik ini, kita dapat mempertahankan ketakwaan yang telah kita bangun selama Ramadhan.

Hadirin yang dikaruniai Allah

Demikianlah khatib menerangkan secara singkat pada sesi yang pertama. Pada kenyataannya, Idul Fitri bukan hanya momen perayaan, tetapi juga saat yang tepat untuk introspeksi diri.

Kita perlu mempertanyakan apakah ibadah yang kita lakukan selama Ramadhan telah memberikan perubahan positif dalam diri kita. Selain itu, Idul Fitri adalah waktu untuk mempererat silaturahmi dan membangun ukhuwah Islamiyah dengan saling memaafkan.

Mari kita menjadikan momentum Lebaran Hari Raya Idul Fitri yang hanya setahun sekali sebagai awal yang baru untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih bertakwa kepada Allah SWT.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

(hap)

Sumber Referensi: Quran Kementerian Agama RI, NU Online, dan berbagai sumber lainnya.

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral