news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Seorang Muslim sedang Berdoa di Malam Lailatul Qadar.
Sumber :
  • istockphoto

Malam 29 Ramadhan, Kesempatan Terakhir Kejar Lailatul Qadar di Tahun Ini!

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan. Di antara malam-malamnya, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar yang diprediksi jatuh pada malam ganjil dan malam ini merupakan tanggal 29 Ramadhan dimana menjadi malam ganjil terakhir di bulan Ramadhan tahun 2025 ini.
Jumat, 28 Maret 2025 - 05:57 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan. Di antara malam-malamnya, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar yang diprediksi jatuh pada malam ganjil dan malam ini merupakan malam ganjil terakhir di bulan Ramadhan tahun 2025 ini.

Meskipun tidak disebutkan secara pasti, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencarinya di 10 malam terakhir Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil seperti tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan. Berikut jadwal malam ganjil di Ramadhan 1446 H/2025 M.

  • Malam ke-21 Ramadhan 1446 H: Kamis malam, 20 Maret 2025 
  • Malam ke-23 Ramadhan 1446 H: Sabtu malam, 22 Maret 2025 
  • Malam ke-25 Ramadhan 1446 H: Senin malam, 24 Maret 2025 
  • Malam ke-27 Ramadhan 1446 H: Rabu malam, 26 Maret 2025 
  • Malam ke-29 Ramadhan 1446 H: Jumat malam, 28 Maret 2025 

Berdasarkan kalender di atas, malam ini merupakan malam ke-29 Ramadhan, hanya tersisa satu malam ganjil dalam Ramadhan 1446 H/2025 M. Maka alangkah rugi jika seorang Muslim tidak memanfaatkannya.

Lalu amalan apa yang sebaiknya dilakukan ketika malam-malam ganjil tersebut guna mengejar malam Lailatul Qadar? Berikut amalan-amalan yang dianjurkan dilakukan di malam-malam tersebut.

Shalat Malam (Qiyamul Lail)

Shalat Tahajud dan Tarawih sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Membaca Al-Qur'an

Malam ini adalah malam diturunkannya Al-Qur'an, sehingga memperbanyak tilawah sangat dianjurkan.

Berdoa dan Beristighfar

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ adalah: "Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni"

(Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah aku.) (HR. Tirmidzi)

Bersedekah

Sedekah pada malam Lailatul Qadar memiliki nilai yang berlipat ganda.

Itikaf

Menghabiskan malam di masjid untuk beribadah dan berzikir adalah salah satu sunnah Rasulullah ﷺ.

17 Prediksi Malam Lailatul Qadar

Dalam kitabnya yang berjudul Janā Al-Jannatain Fī Syarafi Al-Lailatain, Syaikh Abī Abdillah Muhammad bin Ahmad ibn Marzūq at-Tilmasāni memaparkan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai penentuan jatuhnya malam Lailatul Qadar.

Perbedaan pendapat para ulama mengenai apakah Lailatul Qadar dikhususkan pada zaman Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘Alaihy wa Sallam saja ataukah tidak? Menurut jumhūr (kebanyakan ulama) ia tidak dikhususkan di zaman Nabi saja, seperti halnya ia jatuh berbeda pada setiap tahunnya. 

Pendapat Pertama

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadhan ini merupakan pendapat Ali, Aisyah istri Nabi, Muāwiyah bin Abī Sufyān, Abdullah bin Umar bin Al-Khaṭṭab dan beberapa kelompok dari kalangan Tabi’in. 

Mereka bersandar pada hadits yang diriwayatkan Imam Muslim berikut ini.

حدثنا محمد بن المثنى: حدثنا محمد بن جعفر: حدثنا شعبة قال: سمعت عبدة بن أبي لبابة يحدث عن زر بن حبيش عن أبي بن كعب رضي الله عنه قال: قال أبي في ليلة القدر: والله إني لأعلمها: قال شعبة: وأكبر علمي هي الليلة التي أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بقيامها, هي ليلة سبع وعشرين (صحيح مسلم-كتاب الصيام-ص: ٤٨٨)

“Ubay berkata mengenai jatuhnya malam Lailatul Qadar, demi Allah aku tidak mengetahuinya. Syu’bah berkata: “Sepenuh pengetahuanku bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 yang mana Rasulullah memerintahkan kita untuk menghidupkan malam tersebut.”

Pendapat Ke-2

Malam Lailatul Qadar jatuh pada setiap malam satu tahun penuh dan berpindah-pindah, hal tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ūd dan condong kepada pendapat Imam Abū Hanīfah. 

Alasannya adalah karena ia tetap dan tidak diangkat, maka pendapat yang menentukan Lailatul Qadar adalah pendapat yang sangat lemah.

Pendapat Ke-3

Malam Lailatul Qadar jatuh pada satu bulan penuh bulan Ramadhan didasarkan pada firman Allah pada surat al-Baqarah ayat 184, di dalamnya Allah hanya menyebutkan waktu yang umum di seluruh bulan Ramadhan supaya manusia berusaha keras untuk mendapatkannya.

Pendapat Ke-4

Malam Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh akhir bulan Ramadhan, didasarkan pada hadits-hadits dalam kitab sahih, pendapat tersebut dikemukakan oleh Mālik, As-Syafi’i, Al-Auza’i, Ishāq, Abī Tsaur, Ahmad bin Hambal, pendapat inilah yang menjadi awal perbedaan penentuan Lailatul Qadar pada sepuluh akhir.

Pendapat Ke-5

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam pertama bulan Ramadhan, ini merupakan pendapat Abdul Azīz bin Ibrāhim bin Ahmad At-Tamīmī.

Pendapat Ke-6

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-17 Ramadhan yang pada subuh malam tersebut terjadi perang Badar, ini merupakan pendapat yang dikemukakan Hasan, Ishāq, Abdullah bin Zubair. 

Mereka berlandaskan dengan surah al-Anfāl ayat : 41. Menurut Ibnu Arabī hari tersebut adalah malam ke -17 yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ūd.

Pendapat Ke-7

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-19 menurut Al-Hafidz di dalam kitab Al-Fath.

Pendapat Ke-8

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21, Imam Syafi’i condong pada malam tersebut didasarkan pada hadits "الماء والطين"  yang diriwayatkan oleh Abū Saīd Al-Khudrī yang dikeluarkan dari Imam Malik dalam kitab Al-Muwaṭa` dan selainnya.

Pendapat Ke-9

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23 seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang dikeluarkan oleh Abdul Razaq di dalam kitab Al-Musannaf.

Pendapat Ke-10

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25  didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abī Saīd Al-Khudrī bahwasannya Rasulullah Ṣalla Allāh ‘Alaihy wa Sallam bersabda “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir, sembilan terakhir, lima terakhir (malam ke 25) diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Pendapat ke-11

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29 seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya bahwa Rasulullah bersabda “Lailatul Qadar itu jatuh pada malam ke-29 atau malam ke-27, maka sesungguhnya para malaikat pada malam tersebut seperti bilangan kerikil.”

Pendapat ke-12

Malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal ganjil pada sepuluh akhir bulan Ramadhan yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas.

Pendapat ke-13

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam "الأشفاع", Imam Al-Hasan berkata “pada malam ke-24 matahari terangkat ke atas selama dua puluh tahun, kemudian aku melihatnya terbit berwarna putih tanpa disertai sinar yang mencorong yaitu sinar yang banyak.

Pendapat ke-14

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-26 yang didasarkan sebagian hadis.

Pendapat ke-15

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-15 sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Al-Arabi di sebagian kitabnya.

Pendapat ke-16

Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-15 di bulan Sya’ban sebagaimana yang diceritakan oleh "سند بن عنان" orang yang mengemukakan pendapat ini berdalih dengan firman Allah surah Ad-Dukhan ayat 4 yang berbunyi  “Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”.

Pendapat ket-17

Ketika malam Lailatul Qadar jatuh pada hari di tahun ini, maka ia pun akan jatuh lagi di bulan yang selanjutnya, pendapat ini dinisbatkan kepada Abdullah bin Mas’ūd.

Itulah penjelasan dan jadwal malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadhan 1446 H/2025 M dimana malam ini merupakan malam ganjil terakhir dimana menjadi kesempatan mengejar malam Lailatul Qadar. Dengan menghidupkan malam ini melalui ibadah, doa, dan taubat, kita dapat meraih pahala besar dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan 10 malam terakhir Ramadan dengan sebaik-baiknya untuk mencari keberkahan malam Lailatul Qadar.

 

Wallahu’alam bishawab

 

(put)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral