- dok.istimewa/viva.id
Pemain Mualaf Ini Buka Kartu, Bikin Syok saat Baru Bergabung ke Timnas Indonesia: Kerja Keras dan ....
Jakarta, tvOnenews.com- Pemain mualaf ini pernah buka-bukaan soal perasaannya, di waktu pertama kali bergabung dengan Timnas Indonesia.
Sosoknya sangatlah populer di Indonesia, dan terkenal ramah dam murah senyum. Katanya, si itu salah satu amalan sunnah Nabi yang ia lakoni.
Ternyata kebiasaan tebar senyum (murah senyum) itu, memang benar adanya sebagai amalan baik.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ»
“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah bagimu” (Sahih, HR Tirmidzi no 1956).
- dok.istimewa/viva.id
Mengenal Dekat Pemain Mualaf di Timnas Indonesia
Diketahui, sejauh ini pemain ini satu-satunya yang berstatus mualaf. Siapa sangka dia adalah mualaf Ragnar Oratmangoen.
Dalam ceritanya, Ragnar yang disapa Wak Haji ini merasa kaget atau syok di awal bergabung dengan Timnas Indonesia.
Hal yang buatnya kaget adalah gaya bermain bola di Timnas Indonesia. Itu ia ungkapkan karena melihat perbedaan dengan sepakbola di Belanda.
Hadir dan bergabung di Timnas Indonesia yang diasuh Pelatih Shin Tae-yong (STY) kala itu, Ragnar Oratmangoen merasakan ada yang berbeda.
Sehingga perbedaan tersebut, menjadi tantangan tersendiri untuknya.
Pria campuran Indonesia -Belanda inipun menyadari dirinya harus beradaptasi dengan cepat. Mengingat ia datang sebagai pemain keturunan (naturalisasi).
Hal tersebut disampaikan Wak Haji saat menghadiri podcast bersama Mamat Alkatiri di kanal YouTube Sport77 Official, dikutip Rabu (19/3/2025).
"Di Belanda, semua orang ingin bermain sepak bola yang baik dari belakang,” ungkap penyerang milik FC Groningen itu.
“Di Indonesia, yang pertama kali dilakukan adalah kerja keras dan berlari dan tidak bermain bola seperti itu (operan pendek).” jelas Wak Haji.
Gaya Bermain Sepakbola Berbeda
Lebih lanjut, ada pertanyaan lain yang ditanyakan host ke Wak Haji, soal perbedaan sepak bola Indonesia dan Belanda.
Ragnar pun menyebutkan ada perbedaan amat besar dari kedua negara itu. Baginya gaya bermain sepakbola di Indonesia lebih banyak untuk berlari dan umpan jauh.
Hal ini sangat berbeda dengan Belanda yang banyak memainkan umpan pendek.
“Saat kalian tidak bisa bermain operan pendek, maka bermain operan panjang. Di Belanda, mereka tidak menyukai bermain dengan operan jarak jauh,” jelasnya terheran.
Sebagaimana Wak Haji merupakan keturunan Belanda dan Indonesia. Ia sangatlah menyukai Tanah Air karena warganya yang toleran.
Dia yang berstatus mualaf ternyata lahir dari keluarga non-muslim beragama Nasrani.
Dia merasa lebih nyaman dan menyenangkan di Indonesia, sebab tingkat toleransinya tinggi dan bebas mendengarkan azan kapanpun, di manapun.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host.
"Sebenarnya tidak begitu sulit di Belanda. Namun kamu tidak akan sebebas yang diinginkan," jawab Ragnar.
"Sebab mereka orang Belanda sangat mudah mengudge orang lain, berbeda dengan saya Indonesia," jelas Wak Haji itu.
Perjalanan Spiritual Ragnar Oratmangoen
Sehubungan dengan ia mualaf, Ragnar pernah menceritakan bukan tidak mudah. Namun rasa itu muncul disaat, ia kerap diajak teman-temannya ke Masjid.
Di sana ia memulai, eksplorasi da pikirnya untuk mengenal agama islam dengan baik.
"Bagi saya, yang saya pikirkan adalah belajar tentang Tuhan. Tentu saja juga teman saya yang beberapa kali membawa saya ke masjid," jelas Wak Haji.(klw)