- Tangkapan layar YouTube Al Mutabarik
Memang Boleh Shalat Subuh di Jam 8 Pagi? Kata Gus Baha Hukumnya dari Kisah Bilal dan Rasulullah SAW Ternyata...
Mulanya, Gus Baha menjelaskan saat itu Rasulullah SAW dan Bilal bin Rabah sedang melakukan perjalanan.
Mereka menyempatkan shalat Tahajud di tengah perjalanan, kebetulan saat itu sudah menunjukkan waktu di sepertiga malam.
Selepas shalat Tahajud, Rasulullah SAW mulai mengantuk dan memperintahkan Bilal bin Rabah untuk membangunkan tidur, apabila adzan Subuh sudah terdengar di area tersebut.
Perintah ketika adzan Subuh berdengung agar Rasulullah SAW dan para sahabat mengerjakan shalat Subuh tepat waktu.
Bilal bin Rabah menerima perintah dan berharap Rasulullah SAW langsung tidur agar tidak mengantuk saat waktu Subuh tiba.
"Tidur saja ya Rasulullah, kebetulan ini juga mau mengisi shalat malam sampai Subuh, tenang saja," ujar Bilal bin Rabah saat merespons perintah beliau.
Alih-alih, Bilal bin Rabah melanggar perintah Nabi SAW. Setelah shalat malam, Bilal tak kuasa menahan rasa kantuknya, sehingga ia ikut ketiduran.
Waktu telah menunjukkan angka jam delapan pagi, Bilal bin Rabah masih belum membangunkan Rasulullah SAW akibat ketiduran di malam harinya.
Saat Rasulullah SAW bangun tidur merasa terkejut kondisi matahari telah terbit dan langit sangat cerah. Beliau seolah-olah langsung merasa geram kepada Bilal bin Rabah.
Rasulullah SAW menagih janji Bilal bin Rabah yang telah menerima tawarannya saat pertengahan malam. Bilal mengakui rasa kantuk kali ini sangat berbeda, sehingga ia ketiduran.
"Aku belum pernah sekali pun merasakan (rasa kantuk) seperti ini sebelumnya," kata Bilal bin Rabah dengan raut wajah sedih.
Mau tidak mau, Rasulullah SAW tidak ingin meninggalkan satu pun shalat wajibnya, sehingga ia memperintahkan Bilal bin Rabah segera berwudhu.
Namun, Rasulullah SAW tetap mendahulukan shalat qabliyah Subuh sebelum mengisi shalat Subuh. Kisah ini memberikan tanda ibadah wajib akibat telat bangun tidur masih boleh secara ajaran agama.
"Andaikan Nabi tidak pernah mengqadha, maka cara orang berpikir (tidak bisa) karena waktunya sudah berlalu, apalagi sampai berpendapat percuma saja karena malaikat tidak akan mencatat lagi dan sudah menyelesaikan tugasnya," jelas Gus Baha.