- dok.tangkapan layar youtube Adi Hidayat
Rumah Dekat Masjid tapi Tidak Pernah Shalat di Masjid, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Jakarta, tvOnenews.com- Shalat merupakan ibadah wajib bagi umat muslim. Namun untuk dilakukan di Rumah atau Masjid itu sudah ada ketentuannya.
Muncul pertama, apabila ada umat muslim rumahnya dekat dengan Masjid tetapi tidak pernah shalat di Masjid, bagaimana hukumnya?.
- dok.tangkapan layar youtube Adi Hidayat
Hal ini pun dijelaskan oleh Pengurus Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) agar tidak keliru dalam memahaminya soal shalat di Masjid.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat pun mengatakan agar tidak langsung menghakimi seseorang, mungkin tidak pernah anda lihat shalat di Masjid padahal rumahnya bersebelahan atau dekat Masjid.
"Melihat seseorang yang tinggal dekat masjid namun tidak pernah datang ke masjid, kita seharusnya berusaha untuk mengajaknya ke masjid, bukan langsung menghakiminya," ucap Ustaz Adi, dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (20/2/2025).
Sebab kata Ustaz Adi Hidayat bisa banyak faktor yang mungkin membuat seseorang enggan datang ke Masjid, meskipun dia tinggal sangat dekat dengan Masjid.
Bisa jadi, berkaitan atau faktor kejiwaan, kondisi fisik, atau masalah lainnya yang menjadi penghalang. Sehingga jangan langsung menghakimi.
Oleh karena itu, UAH anjurkan bagi kita untuk memahami latar belakang mereka dan mendekati mereka dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang.
"Jangan terburu-buru menghukum, karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hati seseorang," ujar Ustaz Adi Hidayat.
"Mungkin Allah SWT menempatkan orang tersebut dekat dengan kita, bukan untuk kita hukum, tetapi untuk kita bimbing," sambungnya.
Dengan tegas, UAH mengingatkan agar umat muslim tidak langsung menghakimi seseorang. Sehingga kata UAH bukan hanya Masjid yang jauh ramai makmumnya tapi juga yang paling dekat.
Apalagi langsung berbangga diri, merasa paling benar atau merasa sudah menjalani syariat Islam dengan baik.
Bisa jadi orang tersebut, jadi ladang pahala kita untuk mengajak kebaikan yaitu shalat berjamaah di Masjid.
"Ajak dia dengan doa, ya Allah lembutkan hatinya sebelum Engkau wafatkan," kata Ustadz Adi Hidayat, mengingatkan kita tentang pentingnya doa dalam proses dakwah.
Sebagaimana dikutip dari NU Online, keutamaan shalat di Masjid memang ditekankan pada kaum adam atau pria.
Sebagaimana, menurut mazhab Syafi’i, tidak ada kewajiban melaksanakan shalat berjamaah di Masjid. Hanya saja bagi laki-laki, tempat paling utama untuk melaksanakan shalat fardhu secara berjamaah adalah Masjid.
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab Al-Majmu’:
قَالَ الشَّافِعِيّ فِي الْمُخْتَصَرِ وَالْأَصْحَابُ فِعْلُ الْجَمَاعَةِ لِلرَّجُلِ فِي اْلمَسْجِدِ أَفْضَلُ مِنْ فِعْلِهَا فِي الْبَيْتِ وَالسُّوْقِ وَغَيْرِهِمَا لِمَا ذَكَرْنَاهُ مِنَ الْأَحَادِيْثِ فِي فَضْلِ الْمَشْيِ إِلَى اْلمَسْجِدِ وِلِأَنَّهُ أَشْرَفُ وَلِأَنَّ فِيْهِ إِظْهَارَ شِعَارِ الْجَمَاعَةِ
Artinya, “As-Syafi’i mengatakan dalam Al-Mukhtasar dan para murid-muridnya bahwa mengerjakan shalat berjamaah bagi laki-laki di masjid lebih baik daripada mengerjakannya di rumah, di pasar, dan di tempat lain, karena hadits yang kami sebutkan mengenai keutamaan berjalan ke masjid, dan karena masjid lebih mulia, serta dapat menampakkan syiar jamaah.” (An-Nawawi, Al-Majmu’, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2011],juz V, halaman 168).(klw)
waallahulam