

- ANTARA
Fadli Zon Kunjungi Masjid Berusia Lebih dari 470 Tahun, Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin
Banjarmasin, tvOnenews.com - Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyempatkan diri untuk mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah.
Masjid Sultan Suriansyah ini menjadi istimewa lantaran masjid yang dibangun Sultan pertama di Tanah Banjar.
Kunjungan Fadli Zon ke Masjid Sultan Suriansyah ini telah dikonfirmasi oleh Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina.
"Pak Menteri Fadli Zon sempat mengunjungi masjid dan ziarah ke makam Sultan Suriansyah," ungkap Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina di Banjarmasin, Minggu (9/2/2025).
Selain ke tempat bersejarah di Kuin Utara di Banjarmasin Utara, Menteri Fadli Zon juga mengunjungi Museum Kayuh Baimbai.
"Museum yang memamerkan barang-barang bersejarah tentang perjuangan dan sejarah kota ini," ujarnya.
Dengan kehadiran Menteri Kebudayaan di kota tersebut, Ibnu Sina berharap dapat memberi dampak yang signifikan bagi peningkatan pelestarian kebudayaan Banjar dan tempat-tempat bersejarah sebagai kota tua yang sudah berusia 498 tahun.
Diketahui, Masjid Sultan Suriansyah dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.
Bangunan Masjid Sultan Suriansyah berkonstruksi kayu Ulin (kayu besi), kayu khas di Tanah Kalimantan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasi dengan arsitektur bangunan masjid yang begitu indah ukirannya.
Dia berharap masjid yang menunjukkan besarnya sejarah kesultanan Banjar dan kebudayaan dapat terus dijaga kelestariannya.
Selain itu, Menteri Fadli Zon juga memberikan komentarnya terhadap Museum Kayuh Baimbai, yakni museum yang memberikan visi atau informasi yang menggambarkan Kota Banjarmasin, karena letaknya tepat berada di tepian Sungai Martapura.
"Saya melihat bahwa ini adalah salah satu museum yang memberikan visi tentang lahirnya Kota Banjarmasin yang dulu memang kota sungai," ujarnya.
Dia menjelaskan peninggalan budaya material seperti senjata-senjata tradisional menambah nilai informatif.
Fadli Zon berharap keberadaan museum ini harus tetap hidup agar menjadi jembatan bagi generasi sekarang untuk mengenal sejarah dan kebudayaan asli lokal.
"Jadi, tanpa adanya museum mungkin kita kesulitan untuk menjembatani masa lalu dengan masa kini, tapi kita berharap juga ini menjadi museum yang hidup, banyak aktivitas terutama untuk literasi edukasi tentang kota, tentang sejarahnya, budayanya, peradabannya," pungkasnya. (ant/kmr)