- dok.instagram @dejan_fc
Meski Awalnya Tak Paham Indonesia hingga Takut Disunat, Pemain Naturalisasi Ini Akhirnya Putuskan Mualaf karena ...
Jakarta, tvOnenews.com- Tak disangka oleh Pemain naturalisasi ini yang awalnya tidak tahu soal negara Indonesia berujung mualaf.
Pemain naturalisasi ini datang ke Indonesia untuk bermain bola, saking senangnya ia tak melihat negata tujuan yang disepakati.
Dia sosok pemain yang berasal dari Paraguay, terlahir dari keluarga besar beragama Katolik.
- dok.instagram @dejan_fc
Pemain ini bernama Silvio Escobar. Keputusannya mualaf, setelah mengenal kultur dan sosial Indonesia.
Silvio Escobar memiliki perjalanan karir yang menarik. Akrab disapa Escobar ini, pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 2014 bergabung bersama Persepam Madura.
Kala itu, Silvio Escobar mengaku sama sekali tidak memiliki bayangan tentang, seperti apa Indonesia.
"Itu sebenarnya sedikit lucu ya. Saya datang dan teken kontrak bersama tim Liga 2 di Paraguay. Habis teken kontrak, saya balik ke rumah," ucap Silvio Escobar.
"Sebelum sampai rumah, bosnya (klub itu) telepon lagi. Terus dia tawarin saya ke Indonesia," kenang Silvio Escobar di YouTube Sportcast 77, dikutip Selasa (4/2/2025).
Lebih lanjut, saat ia mendapatkan kabar baik, tanpa berpikir lama langsung Escobar menerima tawaran tersebut.
Dalam ceritanya, ia belum mengetahui tim mana yang akan dibelanya. Sungguh membuatnya terheran.
"Tidak dikasih tahu klubnya apa. Terus beli tiket dan tiga hari lagi berangkat. Padahal saya tidak tahu Indonesia di mana," terang Escobar.
Dalam perjalanannya, Escobar mencari tahu tentang Indonesia. Dia mencari informasi dari temannya yang sudah berkarir di sini lebih dulu.
"Kemudian saya cari informasi, ada teman yang main di Indonesia Alfredo Cano. Dia bilang 'jangan ke sini, situasi tidak bagus. Mereka ambil kamu disuruh main tarkam'," kata Escobar menirukan Cano.
Usai pemain naturalisasi ini mencari tahu dan teken kontrak. Setelah bermain di Indonesia, Escobar pun jatuh cinta dengan Indonesia.
Hal yang membuatnya terhipnotis karena keramahan masyarakat, dan kultur sepak bola yang kuat membuatnya betah tinggal di sini.